Industri

Gapki Riau: Kita Akan Selalu Mendukung Program B20 dan B30

PEKANBARU-Pemerintah saat ini terus mempercepat program B20 dan B30 dan yang terbaru program B100 atau biodiesel 100 persen atau B100 dari minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Salah satunya adalah untuk mengurangi ketergantungan impor BBM. 

Rafmen, anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Provinsi Riau, mengatakan, Gapki akan selalu mendukung program biodiesel tersebut.

"Program ini adalah renewable energi, pengganti bahan bakar fosil yg makin berkurang dan terbatas. Sedangkan CPO produksinya semakin meningkat dari tahun ke tahun," ujarnya kepada SawitPlus.co.

Ditambahkan Rafmen,  B20, B30 dan bahkan B100 akan mampu mengurangi ketergantungan akan import BBM.

"Sehingga kedepan dia akan mengurangi defisit neraca perdagangan, membantu penguatan rupiah. Memaksimalkan penggunaan CPO dalam negeri. Tidak hanya itu, dia juga akan mengurangi ketergantungan ekapor, terutama ke Eropa. Belum lagi, India yang menerapkan bea impor yang tinggi untuk CPO," ujarnya lagi. 

Dalam wawancara ini, Ditambahkan Rafmen, Gapki Riau selalu mendukung terwujudnya industri kelapa sawit yang berkelanjutan..

Pemerintah saat ini tengah melakukan percepatan pengembangan program B100. "Masih ada keraguan dari khalayak luas atas penerapan B100 ini mengingat B20 masih dalam tahapan (implementasi), namun pengujian dan riset B100 ini tidak terlalu cepat, pengujian dan penggunaan B100 ini perlu disegerakan," kata Kepala Badan Litbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana dalam keterangan tertulisnya..

Dadan menambahkan uji biodiesel ini bukan semata-mata langsung diujicobakan pada kendaraan, namun telah melewati proses pengujian sebelumnya dengan standar internasional dan standar otomotif, serta dikawal berbagai pihak antara lain BPPPT, APROBI, Gaikindo dan Pertamina. "Segera kita akan mulai uji jalan untuk B30 terlebih dahulu 40.000 km pada kendaraan bermotor," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Litbang Pertanian Fadjri Djufri menyampaikan B100 yang berasal dari minyak sawit mentah ini telah dianalisa di Laboratorium Puslitbangtek Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" dengan hasil telah memenuhi spesifikasi Biodiesel SNI 7182-2015.

"Alhamdulillah hasil uji mutu Biodisesel CPO yang dilakukan Balittri di Laboratorium Puslitbangtek 'LEMIGAS' telah memenuhi spesifikasi Biodiesel SNI 7182-2015," tutur Fadjri.

Ia juga menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan soft launching B100 dari CPO. "Kami di Kementerian Pertanian sejak tahun 2013 telah beberapa kali melakukan uji coba B100 pada kendaraan bermotor, Menteri Pertanian pada bulan lalu bahkan telah menggelar soft lauching dan uji coba perdana B100 dari CPO," kata Fadjri.

Ke depannya pengujian konsorsium melibatkan Puslitbangtek Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" dan Badan Litbang Pertanian dan BT2MP-BPPT. Koordinasi dan kerja sama antara Badan Litbang ESDM dengan Balittri Kementerian Pertanian ini diharapkan menjadi katalis penggunaan biodiesel pada kendaraan bermotor di Indonesia.(rdh)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar