Ekonomi

Mukti Sarjono: 3 Poin Buat Potensi Sawit Indonesia Kuat

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono

JAKARTA-Potensi sawit Indonesia akan semakin kuat, jika potensi ini betul-betul bisa dimanfaatkan secara maksimal. Diantaranya, penyerapan untuk kebutuhan domestik, potensi pasar tradisional dan pasar non tradisional. Hal ini dikemukakan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono. 

"Untuk tahun 2018 penyerapan CPO untuk biodiesel itu ada sekitar3,6 juta ton. Dan ini baru dibulan September. Tahun ini, kita sudah mulai lagi, potensi penyerapan CPO untuk B20 diperkirakan sekitar 6 juta ton. Jika pemerntah mempercepat penggunaan B30, jelas akan menambah penyerapan CPO. Tidak hanya sebatas itu, PLN bahkan juga sudah mulai menggunakan pembangkita listrik berbahan bakar CPO langsung. 
Jika ini berhasil akan ada sekitar 2,8 juta ton bisa terserap," ujarnya di Jakarta, Rabu, 10 April 2019 di Jakarta. 

Dikatakan Mukti, apa yang diupayakan pemerintah perlu juga diapresiasi, terutama di dalam mengejar pasar ekspor pasar-pasar non tradisional, terutama ke Afrika dan Timur Tengah. 

"Ini perlu ditinngkatkan, terutama ke beberapa negara yang sangat potensial ekspornya. Sedangkan untuk pasar-pasar tradisional, seperti India, Bangladesh, China, Pakistan, harus selalu di maintenance, jangan sampai turun. Jika semuanya ini bisa kita lakukan, saya kira kita tak perlu lagi takut, dengan apa yang disebut situasi terburuk dari Uni Eropa. 

Saat disinggung, apakah Eropa tetap butuh dengan sawit, pasca keputusan RED II atau Delegated Act, dikatakan Mukti Sarjono, Eropa tetap butuh sawit untuk memenuhi pasokan uuntuk makanan, untuk coklat, mereka juga butuh minyak kelapa sawit. Tidak akan sampai nol, ekspor kesana. 

"Produksi kita tahun kemarin, sebesar 47 juta ton, ekspor sebesar 32 juta ton, sekitar 15 juta ton ada di dalam negeri, ini kita gunakan untuk minyak goreng, berbagai industri chemical, sebagian untuk biodiesel. Jika nanti, B20, B30 dan penggunaan CPO untuk pembangkit PLN berhasil digunakan, besar kemungkinan penyerapan akan lebih sangat meningkat. Jika demikian, penggunaan dalam negeri akan lebih banyak dan ekspor juga akan tertekan," sebutnya.

Mukti mengatakan untuk pasar CPO ini, sebetulnya banyak negara yang dijajaki. "Namun, yang fokus kita adalah pasar-pasar yang telah menjadi tujuan ekspor CPO Indonesia.

"Pasar yang unik itu adalah pasar Afrika. Uniknya mereka butuh dalam bentuk kemasan, bukan dalam bentuk curah. sebab mereka tidak punya infrastruktur curah. Yang dikirim dalam bentuk paketan. inilah yang kita harapkan dari pemerintah, mungkin tarif ekspornya dikurangi terutama untuk yang pasar Eropa," ungkapnya.(rdh/net)     


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar