Lingkungan

UPH Kenalkan Konsep Industri Hijau ke Mahasiswa

JAKARTA –Dunia pendidikan perlu ambil bagian dalam mengantisipasi dampak tersebut. Salah satu konsep yang terus dikembangkan dalam menyikapi dampak industri adalah industri hijau atau green industry.

Untuk menambah wawasan mahasiswa terhadap limbah industri dan penanggulangannya, Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pelita Harapan industri, mengadakan seminar bertajuk Green Industry dengan menghadirkan praktisi industri yang sudah menerapkan konsep peduli lingkungan di kampus UPH Lippo Village, Karawaci, Tangerang, 26 Maret 2019.

Seminar ini menghadirkan dua pembicara, yakni General Manager Electronic Waste Management Division PT Teknotama Lingkungan Internusa Obaja U. Santoso dan QEHS Management Representative Teknotama Tjatur Prasetijono.

Obaja mengatakan, beragam jenis sampah atau limbah pastinya ambil andil dalam pencemaran lingkungan. Secara khusus dalam paparannya,

Obaja menjelaskan adanya electronic wasted (e-wasted) yang memerlukan proses pengolalaan yang benar.

"Mengurangi sampah e-wasted itu agak sulit. Karena cepat atau lambat, banyak barang elektronik yang lama kita simpan akhirnya dibuang dan jadi sampah. Jadi sekarang masalahnya bukan mengurangi, namun bagaimana sikap dan cara kita pintar dalam mengolahnya. Apabila kita mengelolanya dengan benar, pasti lingkungan juga tidak akan terganggu," kata dia..

Obaja menjelaskan, salah satu hasil dari bentuk pemanfaatan kembali dari pengolahan e-wasted, misalnya pengelolaan sampah berbahan logam.

Menurut dia, logam-logam yang merupakan komoditas dapat dimanfaatkan dan dibentuk secara batangan, atau dalam bentuk copper anode, atau dijadikan bahan bakar alternatif, dan bisa juga ke dalam bentuk kerajinan tembaga seperti poci, teko, dan berbagai alat rumah tangga lain.

Selain e-wasted, dalam seminar ini, peserta diajak untuk kembali menyadari bahwa sampah plastik ternyata masih menjadi permasalahan pencemaran lingkungan yang tidak ada habisnya.

Technical Advisor PT Intera Lestari Polimer, perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan masterbatch & polymer compound dan pencetus tas organok Enviplast, Asmuwahyu Saptorahardjo mengatakan, plastik memiliki sifat yang tidak mudah teruraikan, sehingga ketika tidak memiliki waktu untuk didaur ulang akhirnya menjadi masalah akumulasi sampah.

Ini membuat Enviplast fokus membuat kantong kemasan ramah lingkungan, yaitu kantong plastik yang terbuat dari singkong, jagung, dan bahan organik lainnya.(tps)

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar