Industri

PTPN V Fokus Kembangkan Pembangkit Listrik dari Limbah Sawit

Direktur utama PTPN V Jatmiko Krisna Santosa, kepala BPPT Hammam Riza beserta manajemen PTPN V dan BPPT pada peresmian pilot project PLT Biogas dari limbah cair sawit di kebun Sawit PTPN V Terantam, Kabupaten Kampar, Riau.

KAMPAR- Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Biogas hasil kerjasama antara PT Perkebunan Nusantara V dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, resmi beroperasi di Pabrik Kelapa Sawit Terantam PTPN V, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Senin, 4 Maret 2019. 

Peresmian dilakukan Direktur Utama PTPN V Jatmiko Krisna Santosa, Kepala BPPT Hammam Riza dan Deputi Bidang TIEM BPPT Eniya Listiani Dewi. Kegiatan tersebut juga dihadiri jajaran Direksi PTPN V,  BPPT dan manajemen perusahaan perkebunan negara berkomoditas sawit dan karet tersebut.

"Setelah melalui banyak diskusi dan kajian, kami bersyukur pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) di PKS Terantam hasil kerjasama dengan BPPT dapat diselesaikan dan diresmikan bersama-sama," ujar Direktur Utama PTPN V Jatmiko Krisna Santosa.

Menurutnya PTPN V patut bersyukur, sebab perusahaan yang senantiasa fokus menerapkan budidaya perkebunan yang sustainable itu, memperoleh berkah melalui kerjasama yang apik dengan BPPT.

BPPT punya riset, kajian, SDM, teknologi, dan peralatannya, sedangkan kita memiliki potensi limbah sawit yang sangat besar, yang berasal dari hasil olah PKS berkapasitas 575 ton TBS/jam, terang Jatmiko sambil menyebutkan bahwa sinergi dengan BPPT dalam pembangunan pilot plan Biogas yang dimulai dengan penandatanganan MoU di tahun 2016, dilanjutkan dengan pembangunannya di tahun 2017. 

"Apresiasi dan terimakasih kami kepada BPPT, dengan kerjasama yang baik, buah kesungguhan Perusahaan untuk menjadi Perusahaan Perkebunan Negara yang paling Fokus mengembangkan energi terbarukan berbahan dasar limbah sawit, senantiasa terjaga," tukasnya.

Pembangunan PLT Biogas sendiri menelan nilai investasi Rp 27 miliar. Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan listrik berasal dari palm oil mill effluent (POME) atau limbah cair dari pabrik kelapa sawit Terantam, dan mampu menghasilkan listrik sebesar 700 Kilo Watt (KW). 

Jatmiko menerangkan, listrik yang dihasilkan dari pembangkit ini nantinya akan digunakan untuk operasional pabrik pengolahan kernel (inti) sawit di Tandun, yang saat ini beroperasi dengan pasokan listrik dari PLT Biogas Tandun dan supply bahan bakar fossil.

"Penerapan sawit yang lestari bukanlah menyulitkan, tapi jadi bagian dari mimpi besar PTPN V untuk menjadi contoh sukses peningkatan nilai tambah dari limbah kelapa sawit, sekaligus meningkatkan kemampuan inovasi teknologi pemanfaatan limbah cair menjadi energi listrik di Indonesia, serta bukti kita tidak hanya sekedar pemenuhan kriteria untuk memperoleh sertifikasi ISO, ISPO, RSPO hingga ISCC", tukasnya.(rdh/rls)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar