Regulasi

Empat Topik Utama Dibahas Negara-negara Produsen Sawit

JAKARTA-Setidaknya ada empat hal yang akan dibahas negara-negara produsen minyak sawit atau Council of Palm Oil Oil Producing Countries (CPOPC) di Jakarta, tanggal 27 dan 28 Februari 2019. Pertemuan ini akan diisi Pejabat Senior (Senior Officials Meeting/SOM) dan Pertemuan Tingkat Menteri (Ministerial Meeting).

Empat hal ini dijelaskan Direktur Eksekutif CPOPC, Mahendra Siregar diantaranya, pertama, mendorong komitmen negara anggota CPOPC lainnya yakni Malaysia dan Kolombia untuk menggunakan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebagai bahan bakar nabati/BBN (biofuel), seperti yang RI lakukan saat ini.

"Di waktu yang lalu, Indonesia terlihat seperti jalan sendiri dengan perluasan program B20 kita. Sekarang kita lihat Malaysia juga sudah kuat untuk B10 dan mulai membahas peningkatan ke B20, sedangkan Indonesia sudah trial ke B30," ujar Mahendra di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa, 26 Februari 2019.

Kedua, menarik investasi melalui penciptaan iklim investasi di bidang greenfuel atau hydrogenated vegetable oil (HVO) supaya bisa dikembangkan dengan optimal.

Ketiga, meningkatkan koordinasi dan kerja sama di bidang standarisasi keamanan dan kesehatan produk yang semakin menjadi concern bagi konsumen dewasa ini.

Keempat, menyusun pernyataan bersama terhadap kebijakan Renewable Energy Directives II (RED II) Uni Eropa yang mendiskriminasi sawit dari komoditas minyak nabati lainnya.

"Ini sudah kita lihat draft-nya dan sekarang sedang dalam tahap konsultasi publik. Apa yang kita lihat di dalamnya betul-betul diskriminatif dan menganaktirikan sawit dari pemenuhan energi di Uni Eropa berdasarkan metodologi yang sama sekali tidak ilmiah dan tidak diakui secara internasional," jelasnya.

"Jadi ini semata-mata keputusan politik oleh Uni Eropa yang harus direspon dengan baik karena resikonya besar sekali bagi negara-negara produsen sawit," imbuhnya.

Sebagai informasi, Indonesia, Malaysia dan Kolombia sebagai anggota CPOPC saat ini menguasai sekitar 90% produksi CPO dunia.(rdh/cnbc)

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar