Ekonomi

Pasca Imlek, CPO Alami Tren Penurunan

JAKARTA-Pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai potensi kelanjutan perang dagang menyeret turun harga minyak sawit mentah. Bahkan, harga CPO kontrak pengiriman April 2019 di Malaysia Derivative Exchange turun 1,21% menjadi RM 2.290 per metrik ton.

Seperti diketahui, pada pertengahan pekan ini, Presiden Trump menyatakan tidak akan bertemu Presiden China Xi Jinping sebelum 1 Maret 2019. Padahal, keduanya harus bertemu demi membahas kesepakatan-kesepakatan dalam perdagangan antara kedua negara.

"Pasar khawatir, tidak akan terjadi kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang ini," kata Ahmad Yudiawan, analis Monex Investindo Futures.

Sebelumnya, pelaku pasar optimist is perang dagang bakal segera berakhir setelah pertemuan antara kepala negara kedua negara adikuasa ini berlangsung positif. Namun, harapan itu pupus akibat sikap Trump.

Selain perang dagang, Yudi mengatakan, faktor penghambat harga CPO datang dari pembatasan ekspor minyak sawit ke negara Uni Eropa. Kampanye negatif pada CPO masih menghantui harga komoditas ini.

Keperkasaan CPO semakin lenyap karena ada potensi penurunan permintaan akibat kelesuan ekonomi global. Terlebih, International Monetary Fund (IMF) memangkas pertumbuhan ekonomi 2019 jadi 3,5%. "Hal ini turut menekan harga minyak sawit mentah," tegas Yudi.

Karena itu, Yudi melihat harga CPO dalam tren bearish. Selama belum ada titik terang mengenai perdamaian dagang, harga komoditas termasuk CPO akan bergejolak. Ia memprediksi, harga CPO dalam sepekan bergerak dalam rentang RM 2.200-RM2.400 per metrik ton.(tps)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar