Regulasi

Harga CPO Masih Dibayangi Sentiment Negatif

Pekerja tengah membersihkan tangki penampungan CPO

JAKARTA-Analis memperkirakan, harga CPO sulit berada di atas RM 2.200 per ton tahun ini walapun mempunyai kecenderungan menguat di awal 2019. Selasa, 15 Januari 2019 harga CPO kontrak pengiriman Maret 2019 di Malaysia Derivative Exchange menguat 0,01% menjadi RM 2.149 per ton. Sementara dalam sepekan harganya masih arglok 1,33%.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, untuk saat ini harga CPO masih dibalut beragam sentimen negatif. Pertama, bea masuk produk-produk minyak kelapa sawit ke India masih tinggi. Hanya saja, India punya niat menurunkan bea impor sawit asal Malaysia dan Indonesia

Kedua, perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang tak kunjung selesai. Menurut Ibrahim, jika perang dagang kembali memanas, pergerakan harga komoditas, termasuk CPO akan negatif.

"Apalagi, Presiden AS Donald Trump menegaskan akan kembali meningkatkan tarif impor produk China senilai US$ 200 miliar pada 2 Maret 2019 jika perang dagang kembali memanas," kata Ibrahim.

Ketiga, rencana Uni Eropa melarang penggunaan produk hasil CPO, dengan alasan tidak ramah lingkungan. Padahal Indonesia dan Malaysia menjadikan CPO sebagai bahan bakar alternatif. Namun hal ini tetap tidak diterima Uni Eropa.

Alhasil, permintaan CPO diperkirakan masih bakal stagnan. "Parlemen Uni Eropa khawatir CPO yang dijadikan bahan bakar alternatif dapat menghabiskan hutan di Indonesia. Nah, pernyataan Uni Eropa itulah yang membuat harga CPO melemah," kata  Ibrahim.(tps)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar