Industri

Kurangi Impor Solar Berkat B20, Indonesia Hemat Rp28 Triliun

JAKARTA-Program B20 pencampuran minyak kelapa sawit atau crude palm, oil (CPO) atau biodiesel 20 persen dengan bahan bakar solar, ternyata telah mengurangi impor solar. Alhasil, selama tahun 2018, pemerintah berhasil menghemat Rp28, 4 triliun.    

Angka ini disampaikan Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana, Selasa, 7 Januari 2019 di kantornya. Dalam catatannya terjadi penggunaan 4,02 juta kiloliter B-20.

"(B20) sedikit banyak tujuannya kurangi impor solar. Impor solar pasti perlu devisa. 4,02 juta kl yang gunakan B20 mampu hemat biaya sampai Rp 28,4 triliun, lumayan," ujar Rida.

Dengan capaian tersebut, Rida menganggap program perluasan penggunaan B20 berhasil sejauh ini. Diharapkan penyerapannya bisa meningkat di 2019.

"B20-nya sendiri yang jadi konsen kita bisa menyerap 4,02 juta kl, baik karena perluasannya pemanfaatan FAME, tadinya PSO saja, sekarang termasuk non PSO. Tahun ini dengan target lebih besar dari 4,02 juta kl," jelasnya seperti dikutip dari detik.com.

Produksi bahan bakar nabati (BBN) alias biodiesel sendiri sepanjang 2018 mencapai 6 juta kl. Angka tersebut naik dibandingkan 2017 sebesar 3,4 juta kl, sekaligus melampaui target 2018 sebesar 5,7 juta kl.

"Produksi BBN, tidak serta merta yang diserap untuk B20. Pemanfaatannya untuk dalam negeri dan ekspor. Dalam negeri ada yang untuk B20, ada yang digunakan untuk pabrik itu sendiri," sebutnya.

"Untuk di 2018 produksi BBN 6 juta kl saya catat, dari 5,7 juta kl yang ditargetkan, 105 persen pencapaiannya," tambah Rida.(*/rdh)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar