Industri

Bikin BBM Campur CPO, Pertamina Hemat Rp7,25 Triliun per-Tahun

Kilang Plaju Pertamina

JAKARTA- Jika berhasil membuat Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dicampur dengan turunan minyak sawit atau crude palm oil (CPO) berupa Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), Pertamina akan bisa menghemat 500 juta US Dolar per-tahun atau sekitar Rp7,25 triliun dengan kurs Rp14.500.

 

"Uji coba yang dilakukan di Kilang Plaju kemarin itu menggunakan sawit 70 ribu barel per hari, kalau dikali dengan crude, penghematannya USD 160 juta per tahun. Kalau ketiga kilang (yaitu) Plaju, Balongan, dan Cilacap bisa hemat USD 500 juta," kata Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif dalam media workshop di Cikini, Kamis, 27 Desember di Jakarta.

Uji coba di Kilang Plaju adalah dengan mencampurkan minyak mentah dan RBDPO dengan takaran oktan yang beragam. Budi menjelaskan, ukuran minyak mentah yang digunakan beroktan 90,3 persen. Sementara RBDPO yang diteteskan mulanya sebanyak 2,5 persen lalu ditambahkan menjadi 5 persen. Dari pencampuran ini RBDPO 5 persen, BBM yang dihasilkan beroktan 90,7 persen.

Lalu, kandungan RBDPO pun ditingkatkan lagi menjadi 7,5 persen. Hasilnya, bisa menghasilkan BBM beroktan 91,3. Penambahan RBDPO terus dilakukan, kata dia, agar bisa mendapatkan kadar oktan (Research Octane Number/RON) yang lebih bagus lagi. Tapi itu membuat stok RBDPO yang ada di Plaju cepat habis.

"Karena 2,5 persen ini enggak kerasa, makanya dinaikkan lagi 5 persen. Masih enggak kerasa, jadi 7,5 persen, makanya cepat habis (RBDPO)," ujarnya.(*/bc/rd)  

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar