Industri

2019, Badan Usaha BBN kantongi Kontrak 6,2 Juta

JAKARTA - Badan usaha bahan bakar nabati (BBN)  menerima pesanan (purchase order/PO) pengadaan unsur nabati {fattya cid methyl eter/FAME) dari seluruh badan usaha bahan bakar minyak (BBM) sebesar 6,2 juta kiloliter (KL) untuk tahun depan.

Pengadaan FAME dimulai akhir tahun ini untuk meminimalkan terjadinya keterlambatan pasokan di 2019.

Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Cakrawan mengatakan, keterlambatan pasokan FAME yang terjadi di awal perluasan mandatori pencampuran biodiesel (B20) lantaran keterlambatan masuknya PO dari badan usaha BBM. “Untuk tahun depan, PO sudah dimasukkan di akhir tahun ini, termasuk dari PT Pertamina (Persero),” kata did di Jakarta, Kamis (20/12) kemarin.

Hanya saja, bukan jaminan keterlambatan pasokan FAME tidak akan terjadi lagi. Pasalnya, adanya perubahan titik pasokan FAME berpotensi menimbulkan keterlambatan pasokan. Hal ini mengingat beberapa terminal yang tadinya menerima FAME langsung, harus menunggu pasokan B20 dari terminal lain, salah satunya dari Terminal Tuban ke Makassar. Sementara pasokan FAME kedua terminal ini habis pada saat yang sama, yakni 31 Desember.

Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andriah Feby Misnah menambahkan, sedianya mulai 2019, titik pasok biodiesel dipangkas menjadi 25 titik. Namun, adanya hambatan di mana beberapa terminal BBM tidak dapat memasok B20 ke terminal lainnya, membuat pihaknya menambah jumlah titik pasokan ini. Sehingga, khusus beberapa terminal, kembali menerima pasokan FAME. tps


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar