Ekspor Crude Palm Oil (CPO) dari Riau terus mengalami kenaikan. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau menyebut, bahwa ekspor non-migas sepanjang Juli 2017 tercatat mencapai US$ 1,05 miliar. Nilai ekspor non-migas dari Riau ini mengalami kenaikan hingga 14,98%.
"Angka ini naik jika dibandingkan dengan nilai ekspor non-migas pada Juni 2017 lalu yang hanya mencapai US$ 911,23 juta," kata Kepala BPS Provinsi Riau, Aden Gultom, Senin (4/9/2017).
Kenaikan ekspor ini grafiknya juga meninggi jika dibandingkan dengan performa ekspor Januari hingga Juli 2017 sebesar US$ 7,72 miliar. Terdapat kenaikan 35,61% jika dibandingkan dengan periode sama di tahun sebelumnya. "Ini didominasi oleh minyak nabati seperti CPO," tambahnya.
Aden Gultom menjelaskan, jika dilihat dari negara tujuannya, India masih merupakan negara yang membutuhkan minyak nabati terbesar, yaitu sekitar US$ 1,57 miliar atau 20,40%. Kemudian disusul Tiongkok US$ 1,21 miliar atau 15,72%, Belanda US$ 703,89 juta atau 9,12%, Pakistan US$ 455,60 juta atau 5,90%, dan Malaysia US$ 429,00 juta atau 5,56%.
"Dari 10 negara terbesar tujuan ekspor non-migas ini ada tujuh negara yang mengalami peningkatan. Sedang tiga negara mengurangi permintaannya. Negara yang mengurangi impornya dari Indonesia itu adalah Belanda, India dan Singapura," tambahnya. jss