PEKANBARU - Dalam agenda kunjungannya ke Provinsi Riau. Presiden RI, Joko Widodo tidak hanya memberikan banyak kebahagiannya bagi masyarakat.
Namun Jokowi juga turut mencurahkan isi hatinya kepada warga Riau. Seperti yang dilakukannya saat menerima penebalan gelar adat di Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau sampai penyerahaan sertifikat TORA.
Saat menerima gelar adat, Jokowi mengatakan banhwa dituduh sebagai antek negara lain untuk mengembangkan ekonominya di Indonesia.
"Masak saya disebut antek asing ?. Antek asing dari mana ?. Saya tahu pekerjaan besar yang dilakukan itu membuat orang banyak yang tidak senang," katanya di di LAM Riau, Sabtu, 15 Desember 2018.
Kenyataan sebenarnya adalah perubahan banyak yang telah dilakukan Presiden Indonesia yang ke- tujuh ini. Terutama terhadap perusahaan asing.
Seperti pengelolaan Blok Rokan yang kini dipegang oleh Pertamina. Dimana, pada masanya telah lama dikuasai oleh pihak asing. Belum lagi Blok Mahakam yang juga dikuasai oleh Pertamina. Hingga penguasaan saham terbesar Free Port yang kini telah dimiliki oleh Indonesia.
"Sudah seperti itu masih menuduh Jokowi sebagai antek asing ?," jelasnya.
Selain curhat dituduh sebagai antek asing, Jokowi juga menyebutkan dituduh sebagai antek PKI. Namun dalam lokasi berbeda. Jokowi menyebutkan bahwa dituduh sebagai antek PKI saat menyerahkan sertifikat TORA kepada masyarakat Riau.
"Banyak di medsos Presiden Jokowi itu disebut PKI. Karena ada foto saya sama DN Aidit. Saya saja lahir tahun 1961. Sedangkan PKI bubar tahun 1966. Masak ada PKI bayi ?," jelasnya di Gedung Daerah Provinsi Riau.
Namun, Jokowi berkeyakinan tuduhan kepada dirinya hanya dilakukan segelintir orang saja. Masih banyak masyarakat memiliki pemikiran maju dan terbuka.
"Saya yakin masyarakat kita semakin matang dalam berpolitik. Negara kita ini besar, penduduk banyak dan ini harus diselesaikan secara bersama-sama," tutupnya.(azhar)