Humaniora

Tragedi Setan (65) : iblis Itu Mengalir di Aliran Darah Manusia

Muhammad merasa bersyukur kepada Allah atas karunia yang telah diberikan oleh-Nya, terutama perlindungan-Nya terhadap Iblis. Iblis kemudian menjawab dengan pedas, bahwa Muhammad dan para sahabat sebaiknya jangan sampai kalah oleh perasaan aman yang berlebihan, karena Iblis akan terus mengalir dalam aliran darah manusia.

Dia akan senantiasa menjerat orang-orang bijak dan juga orang-orang yang bodoh, orang yang terpelajar dan yang terbelakang, pengabdi yang tidak taat dan taat. Dia menyombongkan dirinya bahwa dalam pembuangannya memiliki tujuh puluh ribu setan untuk melakukan godaannya, dan untuk masing-masing setan dia telah menugaskannya untuk berhubungan dengan kelompok yang berbeda : orang terpelajar, orang tua, anak-anak, syekh, orang muda, pertapa dan sebagainya.

Apakah engkau ingat apa yang terjadi dengan Rahib Barbisa, Iblis bertanya, yang memiliki kemampuan penyembuhan? Dia tidak dibiarkan sendirian dalam melakukan perbuatan buruknya sampai dia melakukan perzinahan, pembunuhan dan menjadi seorang yang menyimpang.

Muhammad akhirnya bertanya hal-hal apa yang paling diinginkan Iblis dari Allah. Iblis menyebutkan beberapa : menjadi bagian dari kepemilikan manusia dan salah satu bagian dari keluarganya; berbagi dalam semua perbuatan yang tidak halal, uang yang terlarang, dan makanan serta semua hal yang padanya tidak disebut nama Allah.

Dia menginginkan menjadi bagian dari anak-anak yang dikandung selama persetubuhan yang tidak diberkahi Allah, dan bergabung dengan orang-orang yag senantiasa berada dalam pencarian barang-barang yang diharamkan. Dia meminta sebuah rumah kepada Allah, Allah memberinya kamar mandi; sebuah masjid, Dia memberinya psalm; seorang sekutu, Dia memberinya seorang pemabuk; penolong, Dia memberinya Qadariyah; saudara, Dia memberinya seorang pemboros.

Akhirnya dia meminta disembunyikan dari pandangan anak-anak manusia; Allah mengabulkan keinginannya dan membuatnya bagian dari aliran darahnya. Meskipun demikian, bahkan dengan semua pemberian ini, Iblis tetap tidak mampu untuk menjatuhkan kekuatan dari kebajikan, sebagaimana yang dia inginkan.

"Wahai Muhammad, aku tidak memiliki kekuasaan yang nyata untuk menyebabkan sesat, aku hanyalah seorang yang menggoda dan menyembunyikan. Jika aku memiliki kekuasaan di tanganku untuk menyebabkan sesat, maka aku tidak akan meninggalkan siapa pun di muka bumi yang menyatakan," Tidak ada sesembahan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya!", atau siapa pun yang berpuasa, atau siapa pun yang yang mendirikan shalat.

Demikian juga engkau yang tidak memiliki petunjuk yang benar dalam dirimu sendiri, melainkan engkau sebagai seorang utusan, seorang penyampai.

Jika engkau memiliki petunjuk yang benar dalam gemgamanmu, engkau tidak akan meninggalkan seorang yang tidak beriman di muka bumi ini. meskipun demikian, engkau adalah bukti dari Allah terhadap semua makhluk-Nya, sedangkan aku adalah alasan bagi ketidak beruntungan manusia. Orang yang berbahagia adalah dia yang telah Allah buat bahagia dalam kandungan ibunya; manusia yang tidak beruntung adalah dia yang telah Allah beri kemalangan dalam kandungan ibunya..."

Kemudian Muhammad bertanya,"Wahai Bapak dari orang-orang yang mendapatkan kemalangan, akankah mungkin untukmu untuk menyatakan penyesalan dan kembali kepada Allah jika aku menjaminkan surga untukmu?"

Dia menjawab," Wahai utusan Allah, segalanya telah diputuskan, dan pena Allah telah mengeringkan yang berkenaan dengan apa yang Dia bawa ke dalam eksistensi sampai hari kiamat nanti. Segala puji untuk-Nya yang telah membuat engkau raja para nabi dan juru bicara bagi orang-orang surga, yang telah memilih engkau. Dia telah menjadikan aku raja dari kesengsaraan dan juru bicara orang-orang neraka. Aku adalah orang terusir, yang bernasib malang."(jss/bersambung)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar