Nekrofilia masih mengundang teka-teki. Teka-teki psikologis. Namun apakah sebenarnya makna hakiki nekrofilia itu? Inilah gambaran itu, termasuk lawan dari nekrofilia, yaitu biofilia.
Viva la muerte! Kalimat itu merupakan moto favorit Jenderal Millan Astray, menjelang Perang Saudara di Spanyol pada tahun 1936. Pengikut Jenderal Franco ini, beserta kaum Falangis-nya (pengikut fasisme kanan di Spanyol), selalu berseru: Viva la muerte! Viva la muerte!
Dalam satu insiden ketika sang Jenderal berpidato di Universitas Salamanca, teriakan ini berkumandang. Sang rektor, filsuf Spanyol Miguel de Unamuno berkata, "Baru saja saya mendengar teriakan nekrofilis yang tidak sepantasnya: Viva la muerte! Paradoks ini sangat menjijikkan saya. Jenderal Millan adalah orang yang berpikiran kerdil.
Dia adalah orang yang cacat karena perang. Celakanya, saat ini, di Spanyol banyak sekali orang yang berpikiran picik seperti dia. Saya tidak akan tinggal diam jika Jenderal Millan Astray melakukan indoktrinasi massa. Seorang kerdil yang telah terbiasa dengan seenaknya melakukan kekerasan dan pembunuhan terhadap orang-orang di sekelilingnya."
Mendapat cercaan itu, Sang Jenderal lalu berteriak, "Abajo la intelegencia!" (Persetan dengan cendekiawan!). Yang kemudian disahuti oleh para Falangis pengikutnya dengan teriakan mengguntur, "Viva la muerte! Viva la muerte!"
Viva la muerte, adalah sebuah semangat atau hasrat untuk menghancurkan segala sesuatu yang hidup menjadi mati. Menghancurkan apa saja dan siapa saja, bahkan diri mereka sendiri, karena sesungguhnya yang mereka musuhi adalah kehidupan itu sendiri.
Nekrofilia dalam pengertian karakterologi berarti, ketertarikan kuat terhadap segala sesuatu yang mati, membusuk, beraroma busuk, dan berpenyakit. Ia merupakan hasrat untuk mengubah sesuatu yang hidup menjadi sesuatu yang tidak hidup. Menghancurkan demi kehancuran itu sendiri. Ketertarikan khusus terhadap segala sesuatu yang murni mekanis. Ia merupakan hasrat untuk mencerai-beraikan struktur makhluk hidup.
Tentu tidak dapat disangsikan, semangat dan tindakan yang dibarengi hancurnya rasa belas kasihan terhadap si korban merupakan semangat dan hasrat nekrofilis. Hal ini mewabah juga dalam bidang seks, yang berujut menjadi kelainan seksual yang mengerikan. Libido seks naik ketika melihat kematian. (jss/sp/bersambung)