Pengobatan dengan akupunktur memang punya sejarah yang kelewat panjang. Menurut cerita, pengobatan akupunkur ini disebut-sebut berasal dari negeri China dan sudah berkembang sejak 2000 tahun (bahkan ada yang menyebut 5000 tahun) silam.
Namun pada sisi lain, pengobatan dengan cara akupunktur ini sering pula diklaim oleh banyak kalangan berasal dari Vietnam, yang juga berkembang sejak ribuan tahun silam.
Prof. Dr. dr. Nguyen Tai Thu sendiri menyatakan, bahwa pengobatan dengan akupunktur di negerinya sudah berkembang sejak 3500 tahun silam. Dalam kitab kuna Vietnam seperti Nei King dan Lin Shu sudah dibicarakan perihal analgesia/anestesia akupunktur.
“Di dalam kitab itu antara lain juga sudah diuraikan tentang pemilihan titik akupunktur yang tepat, bagaimana cara penusukannya, dan masih banyak lagi lainnya,” katanya.
Dari teori-teori yang ada dalam kitab kuna itu, tambah Prof. Nguyen, kemudian dikembangkan oleh bangsa Vietnam maupun China. Dan hasilnya bisa dilihat seperti sekarang ini, bahwa akupunktur berjalan seiring dengan ilmu kedokteran (Barat).
Perkembangan pengobatan akupunktur di Vietnam sendiri, terang Prof. Nguyen, dimulai sejak negara itu berperang melawan Amerika Serikat. Dalam peperangan itu memang banyak sekali prajurit dan warga yang menderita luka-luka.
Karena waktu itu persediaan obat amat kurang, maka jalan satu-satunya untuk menyembuhkan luka-luka itu dengan cara anestesi akupunktur. Cara pengobatannya pun tak jarang berada di tengah medan perang yang kemudian baru dikirim ke rumah sakit.
Prof. Nguyen juga mengakui, bahwa perkembangan akupunktur untuk pembedahan pada awalnya memang belum bisa membuahkan hasil yang begitu memuaskan.
Tapi setelah diselidiki dan dipelajari terus-menerus dengan cermat akhirnya mendapatkan hasil yang memuaskan.
Bahkan, akupunktur ini digunakan untuk berbagai kasus anestesi. Itu yang membuat akupunktur dikembangkan oleh negara-negara lain seperti Jepang, Perancis, dan lain sebagainya.
Perihal akupunktur itu sendiri, Prof Eddy Rahardjo menyebutnya sebagai sebuah ilmu tua yang harus ditransformasikan ke masa depan. Tentu saja dengan pengkajian secara ilmiah (medical).
Asumsi ini dikaitkan dengan paradigma barat yang menyatakan bahwa science (ilmu) adalah to describe (deskripsi), to understand (dimengerti), to predict (meramal), dan to control (mengontrol). Paradigma Barat ini memang diketemukan banyak kebenarannya (tapi belum semua kebenaran itu benar).
Atas dasar itu, lanjut Prof Eddy, orang-orang Barat kemudian melihat orang China dalam bekerja, dalam hal ini soal pengobatan akupunktur. Dari pengamatannya, meskipun tidak ilmiah ternyata cara akupunktur itu membawa hasil yang lumayan. Dalam perkembangan selanjutnya, ilmu akupunktur ini dikembangkan sesuai dengan ilmu kedokteran (Barat).
If needling can stop pain, can it also produce anesthesia for operations? Inilah pertanyaan para akupunkturis di China yang mencuat lebih dari 45 tahun yang lalu.
Kenyataannya, pertanyaan seperti itu ternyata sempat memotivasi mereka untuk mulai menggunakan akupunktur untuk tujuan pembedahan. Mulai dari menghilangkan nyeri pasca bedah, kemudian berkembang ke pencabutan gigi, tonsilektomi yang memberikan hasil memuaskan.
Pada tahun 1959, mulai dilakukan operasi di rongga perut, pneumonectomy, tumor cerebry, dan bahkan disebutkan dilakukan operasi jantung terbuka dengan Heart-Lung Machine hanya menggunakan akupunktur anestesia di Shanghai No. 3 People Hospital dengan hasil 90 % sukses.
Sementara di Vietnam, pemakaian akupunktur anestesi dimulai tahun 1969 di Physiological Institute, dikerjakan oleh Prof. Hoang Dinh Cau, wakil menteri kesehatan. Untuk operasi lobectomy, pneumonectomy, disusul kemudian akupunktur anestesi untuk gastrectomy di Institute of Research for Oriental Medicine. jss