Regulasi

Teresa Kok Kutuk Video Iklan Kampanye Anti Sawit Iceland dan Greenpeace

MALAYSIA – Menteri Perindustrian Malaysia, Teresa Kok menilai video kampanye anti sawit dari sebuah Supermarket Inggris, Iceland dan Non Goverment Organization Greenpeace sangat tidak adil, sebuah propaganda politik yang bias. Untuk itu Teresa Kok mengapreasiasi Clearcast, Badan yang mengesahkan materi iklan untuk disiarkan, melarang iklan Iceland untuk kampanye belanja saat natal tersebut.

Video iklan itu berjudul “Rang-tan”, mengajak konsumen sadar akan dampak lingkungan dari minyak nabati yang banyak digunakan di dunia yakni sawit. Kok mengaku sudah menelaah video tersebut dan juga sudah wawancara di program “Good Morning Britain” dengan Direktur Manajer Supermaket tersebut. 

"Kami berterimakasih pada Clearcast Inggris dan berharap keputusannya takkan dikaji ulang. Walaupun ada tekanan dari pihak tertentu. Kampanye anti minyak sawit sangat tidak adil, menyesatkan karena masih ada perdebatan, dan klaimnya tidak terbukti," ungkapnya dilansir dari malaysia-today.net.

Dia juga mengutuk kampanye anti sawit termasuk dalam hal ini oleh NGO yang bertujuan untuk melumpuhkan industri minyak sawit dengan menggunakan bias dan informasi yang tidak benar sehingga membawa pada tuduhan yang tidak adil.

"Mereka menghantam dengan standar ganda, seperti sebuah upaya yang mencolok untuk melindungi produk mereka dari berkembangnya industri kelapa sawit di sini. Kami tidak takut dan menyerah begitu saja ketika iklan yang menjijikkan itu dibuat oleh Iceland yang diarahkan secara salah mempengaruhi pikiran orang dalam pasar yang sangat krusial bagi kami," ujarnya.

Dia menambahkan bahwa secara fakta dan ilmiah data yang diberikan video itu sangat bisa diperdebatkan. Pasalnya sawit paling kurang 4 kali lebih produktif dibanding minyak nabati lainnya seperti Rapeseed yang ditanam di Eropa.

Dia juga mengatakan bahwa sawit di Malaysia ditanam di lahan pertanian, dan bukan di hutan."Lebih dari 50 persen lahan di Malaysia ditutupi hutan dan negara tetap menjaganya. Adakah negara Eropa yang bisa mengklaim sama? Ini adalah kontribusi yang sangat signifikan oleh Malaysia, "negara kecil berkembang".

Dia juga menyampaikan bahwa Malaysia adalah anggota dari komunitas internasional yang memenuhi kewajiban kolektifnya dalam menjaga perubahan iklim dan keanekaragaman hayati. Upaya melindungi satwa liar sudah dikenal seperti Sepilok Rehabilitation Centre di Sabah and Semenggoh Wildlife Centre di Sarawak untuk Orangutan. bay


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar