Industri

CPOPC Kawal Enam Isu Penting Sawit

MALAYSIA - Pemerintah Indonesia mengawal enam agenda penting untuk memperbaiki harga dan keberterimaan minyak sawit di pasar internasional dalam pertemuan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) 2018.

Direktur Eksekutif CPOPC Mahendra Siregar menjelaskan, pertemuan yang digelar di Putrajaya, Malaysia mulai Kamis (8/11akan  membahas antara lain, pertama, CPOPC berupaya memperluas keanggotaan dengan mengundang ne-gara-negara penghasil minyak sawit utama lainnya.

"Saat ini sudah ada negara produsen yang mendaftar, dan ini kami juga lagi proses," papar Mahendra dalam siaran pers, Kamis (8/11).

Kedua, CPOPC sepakat meningkatkan produktivitas dan pendapatan para petani kecil melalui praktik-praktik pertanian yang baik dan mempercepat program penanaman kembali. Saat ini, petani kecil bertanggung jawab atas sebagian besar produksi sawit global.

Ketiga, CPOPC fokus pada program wajib biodiesel di negara anggota masing-masing, serta mendorong penggunaan biodiesel berbasis sawit ke negara-negara konsumen prospektif.

Keempat, sebagai serikat negara penghasil kelapa sawit, anggota CPOPC akan melanjutkan semua upaya untuk melawan kampanye hitam.

"Kedua menteri prihatin atas kampanye anti minyak sawit yang dipicu oleh berbagai LSM dan bahkan secara teratur didukung oleh proses legislatif di beberapa negara pengimpor yang membedakan minyak kelapa sawit."

Kelima, CPOPC tegas menyatakan tidak akan berpartisipasi dalam lokakarya Indirect Land Use Change (ILUC) Uni Eropa, yang dipercaya sangat mendiskriminasikan minyak sawit di pasar Eropa.

Keenam, CPOPC menyetujui prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 sebagai pendorong utama untuk mencapai komitmen keberlanjutan yang lebih tinggi dalam industri minyak sawit. tps


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar