Kolom

Aturan Kemitraan Petani dan PKS Harusnya Tidak dengan Keterlibatan Saham

PEKANBARU - Untuk menghindari lancarnya mata rantai produksi kelapa sawit, pemerintah telah membuat aturan agar petani bermitra dengan Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Namun realisasinya hal itu banyak yang tidak jalan sehingga terjadi penekanan harga.

Karena tidak jalan, pabrik bisa menekan harga dan petani juga bisa berpindah menjual sehingga terjadi apa yang disebut Wisata Tandan Buah Segar (TBS) sawit.

Menanggapi hal ini Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau, Prof. Almasdi Syahza, SE., MP menilai peraturan tak jalan karena petani diwajibkan punya saham 20 persen di PKS.

"Seharusnya kemitraan itu wajib dijalankan karena peraturan pemerintah.  Tapi di level bawah tidak jalan karena setiap petani diminta minimal punya saham di PKS 20 persen," ungkapnya.

Sejatinya, kata dia, petani hanya ingin TBSnya dijamin harganya karena jika ada selisih Rp50 saja bisa lari ke tempat lain. Terlebih lagi aturan tersebut juga tidak kuat dan mengikat serta sanksipun tidak ada.

Oleh karena itu, kata dia, seharusnya dalam bermitra jangan diikat dengan tapi pada keuntungan penjualan Minyak Mentah Sawit (Crude Palm Oil; CPO). Dengan itu, walaupun harga TBS murah pun petani tetap ada peluang mendapatkan untung.

"Sehingga petani ada merasa memiliki. Karena sekarang rasa tanggung jawab petani kita masih rendah, nilai kebersamaan juga masih rendah.

Kalau hanya bermitra harus begini 20 persen tapi tak ada mengikat mana mau petani. Walaupun ditandatangani kontrak dengan mitranya, tapi kalau harga murah tetap juga lari ke tempat lain," urainya.

Saat ini masih terjadi Wisata TBS. Misalkan di satu PKS harga 1500 berjarak 2 km dan satu PKS lagi harga 1.600 jaraknya 20 km, petani pilih yang jauh. Mereka lupa kalau upahnya beda, perjalanannya jauh tendemennya hilang dan asam lemaknya naik.

"Pemerintah perannya sudah cukup, karena tak semuanya harus ditangani pemerintah. Tugasnya hanya mengatur, yang menjalankan pelaku bisnis," pungkasnya. Bay


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar