Regulasi

IPOC 2018, Malaysia Sampaikan Cerita Sukses Kelapa Sawit

NUSA DUA - 14th International Palm Oil Conference and Price Outlook 2019 di Nusa Dua, Bali memasuki hari kedua. Usai para menteri berbicara pada hari pertama, kini giliran khalayak internasional yang berbicara.

Salah satunya dari Malaysia Palm Oil Association yang diwakili Chief Executive, Datuk Muhammad Nageeb. Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan cerita sukses Malaysia dalam Industri Kelapa Sawit.

Disampaikannya bahwa luas Perkebunan Sawit di Malaysia saat ini mencapai 5,8 juta hektare terdiri dari 2,3 juta di semenanjung Malaysia dan maaing-masing 1 juta lebih di Sabah dan Serawak. Itu sudah mulai sejak tahun 1917 seluas 0,1 juta ha.

Pada 1975 luasan menjadi 0,64 juta ha dan naik pada tahun 2000 menjadi 3 juta ha. Hingga akhirnya 2010 berluas 4,8 juta ha dan sekarang 5,8 juta ha. 61 persennya dikelola swasta, 17 persen petani swadaya, dan selebihnya oleh agen dan perusahaaan pemerintah.

Agen inilah yang berkontribusi untuk pengentasan kemiskinan dan meningkatkan perekonomian melalui penanaman oleh petani kecil. Agen itu didirikan dengan tujuan mengembangkan sektor terpencil dengan membantu masyarakat berpartisipasi dalam meningkatkan standar hidup.

Ada tiga agen yakni FELDA (Federal Land Development Authority) didirikan tahun 1956 dengan lahan 704.811 ha. Sejak 1990an tidak ada penambahan lahan baru lagi karena telah melebarkan kesenjangan ekonomi. Kedua RISDA (Rubber Industry Smallholders’ Development Authority) didirikan 1973 dengan 66.357 dan ketiga FELCRA (Federal Land Consolidation And Rehabilitation Authority) didirikan 1966 dengan lahan 212.903 ha.

"Hasilnya pendapatan domestik bruto per kapita Malaysia USD234.90 tahun 1960 menjadi USD9944.90 pada tahun 2017," ungkapnya.

Untuk melawan kesenjangan Industri Kelapa Sawit Malaysia menerapkan Upah Minimum 1.050,- Ringgit Malaysia per Bulan yang efektif 1 Januari 2019 yang sama nilainya baik untuk lokal maupun pekerja asing. Perkebunan sangat keras untuk tidak memperkerjakan anak-anak, cara perbudakan, dan lainnya. Dan perusahan harus menyediakan perumahan pekerja.

Untuk melawan perubahan iklim, Malaysia mengharuskan perusahaan menerapkan "Zeo Burning". Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam menghentikan isin baru dan ada Regulasi Udara Bersih pada Juni 2019 emisi minyak sawit harus kecil dari 150 mg/m³

Ini sesuai dengan tiga target Sustainable Development Goals yakni mengentaskan kemiskinan, melawan kesenjangan, dan memperbaiki perubahan iklim. Jkk


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar