Regulasi

Istana Peraduan Siak Mulai Dipugar

SIAK - Melestarikan dan menjaga peninggalan sejarah merupakan tanggung jawab semua pihak, baik masyarakat, pemerintah, termasuk perusahaan swasta. Sebagai bentuk komitmen terhadap peninggalan sejarah di bumi Melayu, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang merupakan bagian dari APRIL Grup membantu pemugaran Istana Peraduan (Istana Latifah). Istana ini merupakan tempat istirahat Sultan dan keluarganya. Dibangun pada masa Sultan Syarif Hasyim.

Istana ini satu komplek dengan areal Istana Siak yang ada di pusat Kota Siak Sri Indrapura di Kabupaten Siak. Posisinya sebelah kiri bangunan utama Istana yang jaraknya hanya belasan meter. Bangunannya berbentuk rumah yang luasannya sekitar 7 x 7 meter.

Bupati Siak, Drs H Syamsuar MSi mengatakan istana ini merupakan peninggalan sejarah yang penting. Sebab, Istana ini bukti sejarah akan tempat sultan beristirahat. Karena dulunya Sultan Syarim Kasim II sebagai raja terakhir, beristirahat di istana peraduan itu. Sedangkan Istana Siak yang terdiri dari dua lantai sebagai bangunan utama, dulunya hanya untuk menerima tamu kerajaan.

"Supaya masyarakat tahu apa saja peninggalan dari Kerajaan Siak. Kami apresiasi kepada RAPP yang telah mendukung program pemerintah ini," terang Syamsuar saat kegiatan peletakan batu pertama Istana Peraduan, Senin (29/10).

Ia apresiasi dengan kepedulian RAPP tentang keberadaan cagar budaya ini. Setelah selesai, ia berharap lebih banyak wisatawan yang datang sehingga sejarah sejarah Kerajaan Siak ini akan diketahui banyak orang.

"Belum ada perusahaan yang benar-benar peduli dengan situs cagar budaya ini. Kami apresiasi dan semoga bisa dicontoh dengan perusahaan lain. Untuk diketahui Istana Siak ini sudah dijadikan kawasan budaya. Kota Siak masuk jaringan kota Pusaka Indonesia," tutur Syamsuar.

Direktur RAPP, Basrie Kamba mengatakan APRIL sebagai salah satu perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Siak turut peduli dalam melestarikan cagar budaya ini dengan membantu memugar Istana Peraduan Sultan Siak. Perencanaan proyek ini dimulai pada Oktober 2018 dengan diawali kegiatan Forum Group Discussion (FGD) yang dipimpin langsung Bupati Siak, Syamsuar.

"Kemudian dilanjutkan studi banding ke Malaysia dan mengunjungi beberapa tempat yang berhubungan dengan Kerajaan Siak. Proyek ini direncanakan Insyaallah akan selesai dalam waktu 8 bulan," terang Basrie. Dyn


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar