Politik

Saudi-AS Tegang Soal Khashoggi, Harga Minyak Sawit Ikut Melorot

KUALA LUMPUR-Hubungan Saudi Arabia tegang dengan Amerika Serikat. Kasus pembunuhan Jamal Ahmad Khashoggi penyulutnya. Gara-gara itu, harga minyak sawit mentah ikut terdampak, turun 1 persen. Apa hubungannya?

Adalah Khashoggi, wartawan Saudi, kolumnis Washington Post yang hilang di Kedutaan Arab Saudi, di Turki, saat hendak melamar tunangannya wanita Turki. Dia diasumsikan sudah meninggal dunia dengan cara dibunuh dengan sadis.

Pria berumur 60 tahun itu pernah menjadi pemimpin redaksi Al Arab News Channel. Di dunia internasional dia dikenal atas kontribusinya untuk Al Watan yang bisa menjadi ruang bagi kalangan progresif di Saudi.

Kasus yang menimpa lulusan Indiana State University yang tinggal di Amerika Serikat ini telah menimbulkan kegoncangan. Presiden Trump bereaksi keras. Amerika Serikat akan memberi sanksi Saudi jika itu benar terjadi.

Nah akibat peristiwa ini, harga minyak sawit berjangka Malaysia jatuh pada hari Kamis, kemarin. Kenaikan dua hari sebelumnya terkoreksi. Itu karena harga minyak mentah melemah dan penurunan soyoil AS di Chicago.

Harga patokan minyak sawit kontrak untuk pengiriman Januari di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup turun 1 persen pada 2.239 ringgit ($ 538,87) per ton. Ini merupakan penurunan tertajam dalam seminggu.

Siangnya, harga minyak sawit mentah itu sempat jatuh 1,6 persen menjadi 2.224 ringgit. Sedang volume perdagangan mencapai 54.283 lot per 25 ton.

Imbas dari ‘terbunuhnya Khashoggi’ ini menyebabkan harga minyak mentah juga turun. Ini berkontribusi terhadap penurunan minyak sawit.

Minyak mentah jatuh di bawah $ 80 per barel pada hari Kamis. Selain akibat penurunan ekspor Iran, juga akibat ketegangan antara Saudi Arabia dengan Amerika Serikat.

Harga minyak sawit memang dipengaruhi oleh pergerakan minyak mentah. Itu karena minyak sawit digunakan sebagai bahan baku untuk membuat biodiesel. ts/jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar