Humaniora

Tragedi Setan (22) : Awas Hantu Kuburan Al-Hulm

Salah satu tipu daya setan yang paling halus adalah dengan mendekati seseorang dalam rupa seorang manusia yang sedang mencari kebenaran agama. Dia bertanya-tanya tentang asal mula langit, dunia yang diciptakan, para penghuninya, dan tentang nabi-nabi serta rasul-rasul Allah. Yang terakhir dia menanyakan, "Dan siapa yang telah menciptakan Tuhanmu?" Ketika menghadapi pembicaraan seperti ini, kita harus segera meminta perlindungan kepada Allah.

Konfrontasi manusia dengan bentuk-bentuk samaran setan tersebut mencapai intensitasnya yang paling tinggi tidak dalam kehidupan sadar manusia sehari-hari, melainkan di dalam alam mimpi dan tidur yang setengah sadar. Kekuatan dunia roh terasa jauh lebih besar daripada dalam keadaan terjaga, karena setan dapat menjadikan dirinya sesuatu yag paling menakutkan dalam bentuk-bentuk mimpi buruk.

Secara umum, hadits membedakan antara dua kategori pengalaman tidur. Pertama adalah al-hulm, mimpi yang sebagian besar merupakan hasil dari pengaruh setan. Dan kedua adalah ar-ru'ya, bayangan atau pandangan batin yang diberikan oleh Allah.

Untuk menjaga agar terbebas dari al-hulm bersifat langsung. Meludahlah tiga kali ke kiri. Selain ada pula yang menambahkan, jika mengalami hal itu, maka seseorang harus mengubah posisi tidurnya.

Ar-ru'ya sangat dihargai, karena berhubungan dengan penyingkapan kehendak Allah. Ar-ru'ya seringkali menyingkapkan persoalan yang merupakan konsekuensi bagi keadaan seseorang ketika terjaga.

Tapi berhati-hatilah dengan al-hulm. Sebab mimpi jenis ini mempengaruhi secara halus. Dikerjakan oleh hantu-hantu kuburan, dan setan membentuk mimpi pada diri seseorang seperti bertemu teman, kekasih atau anggota keluarga. Tapi mimpi ini tak akan menyesatkan manusia yang beriman. Kendati terkadang setan mampu memperlihatkan diri sebagai nabi-nabi Allah sendiri. Hadits telah memastikan, bagi orang yang beriman, Allah akan memelihara dari tipu ini.

Abu Marwah Al-'Utsmani bercerita kepada kami dan berkata, bahwa 'Abdul-'Aziz Ibnu Abi Hazim telah melaporkan dari Al-'Ala' Ibnu' Abdurrahman, dari bapaknya, dari Abu Hurayrah yang mengatakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Dia yang melihatku dalam tidur, sesungguhnya telah melihatku, karena setan tidak akan mampu menyamar bentukku."

Kekhawatiran terjadinya kepanikan kelihatannya mendasari larangan-larangan dalam hadits ini. Sebab banyak orang yang ketakutan menghadapi setan dalam keadaan mimpi. Salah satu contoh, seorang manusia bermimpi kepalanya telah dipotong, dan ia kerepotan mencari-cari kepalanya yang menggelinding.

Nabi Muhammad SAW meredakan ketakutan orang itu dengan menjelaskan, bahwa itulah cara setan bermain dengannya. Yang lebih penting, Nabi memperingatkan dia, bahwa kegilaan seperti itu janganlah diperlihatkan kepada masyarakat : "Jika setan bermain-main dengan seseorang dari kamu dalam mimpinya, dalam keadaan bagaimanapun juga jangan ceritakan itu kepada orang-orang." Sebagai perlindungan terhadap gangguan-gangguan setan ini seseorang harus meminta perlindungan kepada Allah dan Firman-Nya, terutama dengan mengucapkan ayat Kursi"(Al-Qur'an 2:225).

Kehadiran As-Shaytan merasuk ke dalam seluruh proses tidur dari awal timbulnya rasa ngantuk sampai bangun tidur. Ketika seseorang menguap, hadits memperingatkan dia untuk menutup mulutnya, jika tidak ingin dimasuki setan. Dan dia tidak boleh mengucapkan apa pun ketika menguap karena mengantuk. Karena inilah suara tertawa setan.

Ketika terbangun, seseorang yang beriman harus membersihkan hidungnya dengan air. Itu karena setan menjadikan hidung sebagai rumahnya sepanjang malam. Tidak hanya itu saja. Setan sepanjang malam juga mengikatkan seutas tali di sekeliling leher seseorang tiga kali. Jika sewaktu terbangun nama Allah diseru, maka satu ikatan akan terlepas. Ikatan kedua terlepas ketika kita mandi dan wudhu. Dan semua ikatan akan terlepas dengan melaksanakan shalat subuh.

Keterlibatan setan yang terakhir dengan manusia sepanjang malam patut disebutkan. Orang yang beriman telah diingatkan oleh hadits untuk meminta perlindungan Allah, jika akan melakukan hubungan intim dengan suami atau istri. Langkah itu untuk mencegah agar setan tidak membahayakan anak yang akan Allah berikan dari persetubuhan itu. (bersambung/jss)

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar