Herbal

Resep Rakyat Hunza Panjang Umur, Jadi Vegetarian

Masyarakat Hunza yang panjang umur

Munculnya berbagai macam penyakit belakangan ini membuat panik masyarakat. Namun itu berdampak positif. Makin tinggi kesadaran masyarakat terhadap dunia pengobatan, baik secara medis maupun alternatif.

Upaya untuk mempertahankan kesehatan itu bermacam macam. Mulai dari mengkonsumsi vitamin, jamu tradisional, praktek yoga, pijat refleksi, dan lain sebagainya.

Secara alamiah, tubuh manusia sebenarnya telah memiliki sistem kekebalan dan pencegahan penyakit. Begitu pula dengan daya penyembuhan alami. Hanya saja, sistem tubuh ini kadangkala menjadi tak sempurna. Ibarat mesin, kerusakan bisa disebabkan oleh faktor dari luar maupun dari dalam.

Yang terbaik dapat dilakukan adalah menjaga agar sistem ini dapat bekerja dengan baik. Caranya dengan memperbaiki faktor-faktor penunjang dari dalam tubuh.

Faktor penunjang itu antara lain memperhatikan gizi dan memberikan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh secara seimbang. Artinya, kita tidak sembarangan makan-minum. Sebab makanan yang salah ibarat bahan bakar yang terpolusi. Makin mempercepat kerusakan sistem kekebalan tubuh dan sistem pencegahan penyakit yang alami.

Oleh karenanya sebelum memasukkan makanan ke dalam tubuh, perlu tahu apakah makanan itu memberi manfaat atau justru menghadirkan mudarat.

Vegetarian adalah resep untuk panjang umur. Vegetarian itu bukan hal baru. Beberapa agama seperti Hindu, Buddha, dan Kristen Advent menganjurkan pengikutnya untuk menjadi vegetarian. Hanya memakan sayur-sayuran dan sejenisnya. Dengan begitu, vegetarian itu adalah gaya hidup peninggalan masa silam.

Di kaki pegunungan Himalaya terdapat sekelompok masyarakat bernama Hunza. Yang terkenal dari mereka adalah gaya hidup vegetarian total. Mereka tak pernah menyentuh bahan makanan kecuali dari sumber nabati. Makanan pokok mereka adalah buah aprikot, kedelai, dan gandum.

Bukti nyata menunjukkan, bahwa hampir seluruh penduduk Hunza berumur panjang dan jarang sakit. Mereka juga tergolong pekerja keras yang tahan banting. Itu sama dengan Suku Abkhasia di negara bagian Georgia, dan Suku Vilkamba di Ekuador. Benarkah seorang vegetarian hidup lebih panjang daripada pemakan daging ?

Vegetarian terbagi menjadi beberapa macam. Secara garis besar terdapat tiga kelompok, yaitu : vegetarian vegan, yaitu seorang vegetarian murni yang menghindari segala makanan yang bersumber dari hewan termasuk telur dan olahan-olahan lainnya seperti susu, mentega, yogurt, dan lainnya.

Mereka murni hanya memakan sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Yang kedua adalah semi-vegetarian, yaitu mereka yang hanya berpantang pada daging merah (sapi, kambing, kerbau, dan sejenisnya) sedangkan ikan dan daging unggas semacam ayam, bebek, termasuk telurnya masih dilahapnya.

Ketiga, yang merupakan jumlah terbesar, adalah vegetarian temporer atau vegetarian sementara, yaitu mereka yang sekali waktu masih mau memakan daging. Misalnya pada pesta atau jamuan makan. Di luar itu, mereka hanya makan sayuran dan buah-buahan.

Secara alami, sistem pencernaan manusia mendukung gaya hidup vegetarian. Meski tak memiliki saluran kantong ganda seperti hewan pemamah biak, manusia memiliki panjang usus yang sama dengan mereka.

Jika seluruh lipatan dinding usus diukur, panjangnya sekitar sepuluh kali lipat pnajang tubuh. Kondisi alami seperti ini lebih memungkinkan jika mencerna bahan-bahan makanan yang berasal dari tumbuhan ketimbang hewani.

Sel-sel tumbuhan memiliki dinding yang kuat sehingga memerlukan waktu cerna yang lebih lama. Hal ini sesuai dengan kondisi alat-alat pencernaan manusia.

Sebaliknya bahan makanan hewani tak memiliki dinding sel sehingga sangat mudah dan cepat tercerna. Jika bahan makanan ini lebih lama berada dalam usus malah bisa membahayakan karena zat-zat penting akan mengalami kerusakan yang selanjutnya meracuni tubuh. Jadi secara fisiologis, manusia adalah seorang vegetarian sejati. jss

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar