Eskalasi perang dagang dunia yang terus berlanjut dapat menurunkan 1 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global dalam dua tahun ke depan.
Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde mengatakan, demi kepentingan ekonomi bersama, negara-negara di dunia perlu menurunkan tensi perang dagang dunia, sekaligus mereformasi sistem perdagangan global menuju ke tatanan atau rantai ekonomi yang lebih adil bagi masyarakat luas.
"Ini artinya kita memperbaiki sistem, bersama-sama, bukan merusaknya," kata Lagarde dalam Rapat Pleno Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018).
Pernyataan Lagarde itu mencuat ketika dunia tengah dihantui ketidakpastian akibat perang dagang antara dua negara adidaya dunia, Amerika Serikat dan China. Dalam rapat yang dihadiri 189 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari seluruh dunia itu, Lagarde menegaskan semua negara perlu bekerja sama menangani permasalahan perdagangan.
Reformasi struktural juga penting dilanjutkan, kata Lagarde, karena saat ini sejumlah negara masih memiliki tantangan terkait utang pemerintah dan swasta. Namun, hal ini bisa diatasi dengan kerja sama dengan berbagai negara untuk melakukan sejumlah reformasi.
IMF mencatat utang swasta saat ini mencapai 182 triliun dolar AS atau 224 persen terhadap PDB global. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 60 persen dari sebelas tahun yang lalu atau pada 2007. Tantangan kondisi utang ini bisa menimbulkan masalah bagi negara berkembang.
"Ketika kondisi keuangan mengetat, angin bisa berputar haluan, terutama untuk pasar negara berkembang yang menyebabkan pembalikan aliran modal. Dan ini bisa dengan mudah mempercepat dan menyebar melintasi perbatasan," ujarnya.
Untuk mencegah hal ini, kata Lagarde, kebijakan-kebijakan domestik berbagai negara perlu dilengkapi dengan jaring pengaman keuangan regional dan global. Sebagian sumber daya untuk hal ini dapat datang dari pengaturan pembiayaan regional (regional financing arrangement) seperti Inisiatif Chiang Mai.*