Humaniora

Legenda Suku Asmat Paling Populer Itu Kanibalisme

Suku ini memang terasing, tapi siapa yang tak pernah mendengar tentang Suku Asmat? Dunia internasional pun mengakui kehebatannya. Beberapa kerajinan mereka menghiasi museum-museum di Amerika, Jepang, dan Eropa.

Ironisnya, karakter suku Asmat yang menonjol adalah kanibal. Pemakan daging manusia. Ini yang sulit dipercaya. Sebab mereka juga memiliki apresiasi seni yang tinggi sebagaimana suku beradab lainnya.

Suku Asmat saat ini tentu saja berbeda dengan Asmat beberapa puluh tahun yang lalu. Sejak tahun 1980, suku Asmat mulai tersentuh peradaban modern. Diawali dengan masuknya para misionaris yang mengenalkan tata cara dan perilaku kehidupan yang beradab dan wajar.

Pelan-pelan, suku Asmat meninggalkan gaya hidup purba. Mereka belajar berpakaian, berkomunikasi dengan orang lain, dan tentu saja meninggalkan kanibalisme yang telah sekian lama melekat sebagai sifat mereka.

Tidak mudah memang. Sekali waktu masih ada korban yang jatuh namun besar keinginan dan tekad mereka untuk melenyapkan tradisi biadab ini. Jadilah suku Asmat tidak berbeda dengan suku-suku lain di Indonesia yang saling rukun dan bersaudara.

Kendati demikian, bagi beberapa kalangan, daya tarik suku Asmat kuno begitu besar dan menantang rasa ingin tahu. Satu kejadian yang membuat suku ini populer adalah hilangnya putra miliuner Amerika Rockefeller pada tahun 1960. Peristiwa ini makin memperkuat keinginan para petualang dan peneliti untuk menyingkap misteri suku penghuni hutan Papua ini. Apa yang mereka dapatkan ?

Sebetulnya banyak sekali, namun pada masa sebelum 80-an, nyawa mereka yang menjadi taruhan. Salah satu oleh-oleh yang mereka bawakan adalah kisah-kisah seputar mitos dan yang masih populer hingga hari ini. iz/jss

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar