Lingkungan

Jakarta Tempo Doeloe : Ada Kapten Tionghoa Tanpa Pangkat

Makam Bencon atau nama lengkapnya Kapten Souw Bing Kong merupakan makam tertua di Jakarta. Terletak di dekat Gereja Portugis.

Bencon dikubur di kebunnya sendiri oleh Belanda. Tak jauh dari kuburannya terdapat beberapa batu nisan lain yang diperkirakan adalah sanak saudaranya itu.

Bencon adalah orang Tionghoa pertama yang menjabat kapten atas inisiatif Belanda dari tahun 1619 sampai 1636. Bencon atau Siouw Bing Kong salah satu dari ribuan orang Tionghoa yang ikut masuk Jawa dengan tujuan berdagang.

Karena keuletannya, nama Siouw Bing Kong menjadi terkenal. Orang-orang Tionghoa lainnya kalah pamor dengan namanya. Ketika gubernur jenderal Belanda punyai ide memanfaatkan orang-orang berpengaruh di setiap suku, Siouw Bing Kong menjadi pilihan Belanda dari golongan Tionghoa.

Pada waktu itu ada suku Bugis, Makasar, Bali, Melayu, seorang kapten orang Moor India, kapten dari kaum Mardijker dan orang Jepang. Tugas seorang kapten suku adalah betanggungjawab terhadap sukunya masing-masing.

Jika terjadi gejolak, protes pemberontakan, maka yang bertanggungjawab untuk meredam gejolak itu adalah tanggung jawab kapten setiap suku. Kapten-kapten bentukan Belanda ini merupakan kapten tanpa pangkat. Menerima jabatan kapten hanyalah nama.

Kehidupan pribadi Bencon cenderung rasial ketika Batavia baru muncul. Sebelum meninggalkan Tiongkok ia telah beristeri dan punya seorang anak di negerinya.

Ketika hidup di Batavia Bencon memperisteri dua budak dari Bali yang memberinya satu anak. Seorang putra lainnya di Batavia dari wanita Tionghoa. Dan satu putri yang ibunya sampai sekarang masih menjadi misteri. Isteri resminya yang kedua yaitu Nyai Inqua wanita berdarah Melayu. Dengan demikian, Bencon punya 6 isteri dan 4 anak.

Bencon dilahirkan tahun 1580 di Tang Oa dekat kota pelabuhan Amoy. Ia meninggal pada tahun 1644 dan dikubur di Batavia. Makamnya yang terlupakan ditemukan pada 1909 dan diperbaiki oleh tokoh Tionghoa Jakarta.

Di Makam Bencon terdapat tulisan berbahasa Belanda dan tulisan Tionghoa asli. Setelah ditemukannya makam Bencon diperoleh informasi, Bencon merupakan monumen sejarah tentang permulaan komunitas warga kota Sunda KelapaJayakartaBatavia - Jakarta yang memperkuat kota ini.

Sebagai seorang kapten Siouw Bing Kong mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Ia tidak pandang bulu terhadap orang-orang Tionghoa yang melakukan pelanggaran. Di sisi lain Siouw Bing Kong menjalin hubungan baik dengan kapten-kapten dari kepala suku yang lainnya.

Karena kebaikannya itu, Siouw Bing Kong atas nama masyarakat Tionghoa menghadiahkan medali emas kepada mendiang Gubernur Jenderal Jacques Specx. Medali itu berupa peta Batavia pada masa awalnya.

Pada tahun 1636 Bencon mengundurkan diri dari dinas kapten. Ia berlayar ke Taiwan dengan tujuan berdagang beras untuk dimasukkan ke Batavia.

Hubungan antara Batavia dengan Tiongkok daratan mirip daerah jajahan yang diperintah dari Batavia. Walaupun ketahuan menghindari pabean, karena hubungan baiknya, Bencon selalu selamat. har/jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar