Industri

Sakti Hutabarat: Akses Terhadap Bibit Unggul Harus Terbuka

PEKANBARU - Penelitian mengungkapkan bahwa Produktivitas Petani Kelapa Sawit Swadaya di Riau masih rendah. 

Penyebabnya karena tidak menggunakan teknik produksi yang efisien seperti tidak memakai bibit unggul. 

Akibatnya di Riau yang seharusnya bisa produksi 28-35 ton per hektare per tahun berdasarkan penelitian hanya bisa 14-16 ton. Bahkan ada yang 12 ton per hektare per tahun termasuk juga beberapa perusahaan menengah yang produktivitasnya rendah.

Oleh sebab itu, perlu dibuka akses terhadap bibit unggul bagi petani swadaya agar produktivitasnya meningkat. Demikian disampaikan Peneliti dari Fakuktas Pertanian Universitas Riau, Ir. Sakti Hutabarat M.Agr.Econ kepada sawit+.co, Minggu (07/10/2018).

"Sekarang ini kalau bisa akses ke bibit unggul harus terbuka. Susah sekarang dapatnya, mesti ada koneksi juga,"ujarnya.

Meski demikian, jika itu dilakukanpun ada juga masalah lain terhadap kelapa sawit yang sudah terlanjur ditanam. Apakah akan digantikan saja atau dibiarkan dulu sesudah replanting baru memakai bibit unggul.

"Sulit juga karena sudah keluar uang untuk memelihata meskipun buahnya tidak optimal. Jadi ada tidak strategi pemerintah memulai itu, langsung atau bertahap," ujarnya yang menyelesaikan studi di Wangeningen University, The Netherlands ini.

Dikatakannya jika saat ini produktivitas hanya setengah dari yang seharusnya, maka kalau sudah semuanya bibit pakai unggul tentu bisa bertambah dua kali lipat dari lahan yang sama. Bay

?????


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar