Industri

Stok Sawit Indonesia dan Malaysia Padat, India: Harga Terasa Berat

MUMBAI - Globoil Industry Conference digelar di Mumbai, India sejak Jumat (28/9/2018). Dalam konfrensi tersebut analis yang juga Direktur Perusahaan Barang Konsumsi India Godrej Internasional, Dorab Mistry memyampaikan kekhawatirannya tentang stok minyak mentah sawit (Crude Palm Oil; CPO) di Indonesia dan Malaysia.

Dalam salinan presentasinya dia menguraikan bahwa produksi CPO Indonesia diperkirakan menyentuh 40 juta ton pada 2018 ini. Meningkat dibanding yang diperkirakan sebelumnya yakni 38,5 juta ton.

"Ekspansi perkebunan sawit di Indonesia sudah melampaui yang diperkirakan," katanya seperti dikutip laman thestar.com

Apalagi saat ini adalah musim naiknya produksi akhir tahun. Atas hal ini Mistry mengatakan bahwa stok sawit pada kuartal terakhir 2018 ini akan terasa berat.

"Stok sawit di Indonesia sudah mendekati 5 juta ton dan akan terus naik bertahap setiap bulan," ungkapnya.

Sementara di Malaysia stok sawit akhir juga naik pada level paling tinggi di Bulan Agustus 2,49 juta ton dan akan terus merangkak hingga kuartal akhir tahun.

"Jelang akhir Desember 2018, stok Malaysia bisa naik antara 3-3,3 juta ton. Itu akan tergantung pada bagaimana cepatnya pula harga CPO dimungkinkan jatuh," ungkapnya.

Mistry bertahan pada perkiraan sebelumnya bahwa harga minyak mentah sawit perlu turun ke 2.100 Ringgit (507,25 Dolar) per ton untuk kembali kompetitif. Sementara setelah diputihkan dan dihilangkan baunya harga seharusnya jadi 560 Dolar per ton di luar ongkos kapal untuk menangkap pasar kembali.

Dia juga menegaskan kembali proyeksinya bahwa keluaran Sawit Malaysia tahun 2018 turun menjadi 19,2-19,5 juta ton dibanding tahun lalu.(Reuters/bay)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar