Herbal

Tak Hanya untuk Kesehatan, Brotowali Juga Ampuh Bunuh Larva Nyamuk

Brotowali sebagai salah satu contoh tanaman pestisida nabati dapat dimanfaatkan menggantikan insektisida sintetis. Kandungan zat pahit, glikosida, dan alkaloida merupakan zat yang tidak disukai oleh nyamuk.

Lantas Ektrak wangi brotowali digunakan untuk pengendalian nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles. Ekstrak akar wangi brotowali dengan konsentrasi 0,20% dan 0,25% mampu membunuh larva Aedes aegypti dalam kurun waktu 2 jam.

sedangkan untuk kesehatan, manfaat brotowali di antaranya dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, melancarkan fungsi organ pernapasan, menambah nafsu makan, dan menurunkan kadar gula. 

Di Filipina dan Malaysia menggunakan seduhan tanaman ini sebagai “pemberian nyawa” (makabuhai, bahasa Tagalog), dan juga sering digunakan untuk mengatasi gangguan perut termasuk diare.

Brotowali tersebar merata hampir di seluruh wilayah Indonesia dan beberapa negara lain di Asia Tenggara dan India. Selain ditemukan tumbuh liar di hutan dan ladang, brotowali sengaja ditanam sebagai tanaman hias. Tanaman ini menyukai tempat terbuka dan membutuhkan banyak sinar matahari. Ia dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 1.700 mdpl.

Tanaman brotowali dapat diperbanyak dengan dua cara, yaitu secara generatif (menggunakan biji) dan vegetatif (setek), tetapi kebanyakan menggunakan setek. Cara setek lebih banyak dipilih orang karena bahan untuk membuat setek hanya sedikit, tetapi dapat diperoleh bibit tanaman dalam jumlah yang banyak.

Tanaman yang rasanya sangat pahit ini berkhasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Batangnya digunakan untuk pengobatan rematik, memar, demam, merangsang nafsu makan, sakit kuning, cacingan, dan batuk.

Air rebusan daunnya dimanfaatkan untuk mencuci luka atau penyakit kulit seperti kudis dan gatal-gatal, sedangkan air rebusan daun dan batang untuk penyakit kencing manis. Ekstrak etanol daun brotowali ini bisa digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah.

Brotowali mengandung damar lunak, pati, glikosida, pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, alkaloid berberin, dan palmatin. Bagian akarnya mengandung alkaloid berberin dan kolumbin. Daun mengandung alkaloid, saponin, dan tannin, sedangkan batangnya mengandung flavanoid. *


 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar