Politik

Lawan Diskriminasi Eropa, Indonesia-Malaysia Harus Bersatu

PUTRAJAYA-Indonesia dan Malaysia harus bersatu untuk menghadapi penentang kelapa sawit, utamanya Uni Eropa. “Dan kami siap untuk berbagi pengalaman serta keahlian agar persaingan antara Indonesia dan Malaysia tidak menjadi masalah lagi.”

Itu dikatakan Musdhalifah Mahmud, Deputi Bidang Pangan dan Pertanian Kemenko Ekuin Indonesia saat berbicara di Lokakarya Praktik-Praktik Pertanian yang baik, Selasa (7 Agustus 2018).

Lokakarya ini diselenggarakan oleh Dewan Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC) dan dihadiri para ahli dari Malaysia dan Indonesia.

Sedang Deputi Menteri Industri Primer Malaysia, Shamsul Iskandar Mohd Akin mengatakan, bahwa kampanye Malaysia dan Indonesia akan menggunakan elemen emosional, seperti manfaat manfaat minyak sawit untuk kesehatan.

Menurutnya, Malaysia sebagai produsen minyak sawit memegang prinsip untuk melakukan kerja sama dengan negara produsen minyak sawit lainnya. Kedua negara akan mempromosikan untuk menggugah kesadaran tentang minyak sawit yang diproduksi secara lestari di kalangan konsumen.

"Persaingan antara negara-negara produsen minyak sawit bukan langkah terbaik dalam menentang diskriminasi oleh Uni Eropa (UE) terhadap minyak sawit," katanya.

Dalam lokakarya ini juga hadir Duta Besar Belgia untuk Malaysia Daniel Dargent. Dia mengusulkan pembentukan misi khusus ke UE untuk membantu mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi industri minyak sawit Malaysia.

Kata Shamsul, upaya untuk mendapatkan kembali kepercayaan dunia terhadap minyak sawit harus dilakukan bersama dan dengan metode yang tidak konvensional. “Dan kampanyenya tidak hanya yang terkait dengan minyak sawit," kata Shamsul. TEM/jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar