Politik

Menteri Kok : Ekspor Minyak Sawit Malaysia Bakal Melejit

KUALA LUMPUR-Minyak sawit Malaysia di ambang kritis. Produksi naik dan stok menumpuk, tetapi pasar ekspor justru semakin melemah.

Namun Menteri Teresa Kok Suh Sim tidak khawatir dengan kondisi itu. Dia optimis, bahwa di paruh kedua tahun 2018 ini ekspor minyak sawit Malaysia akan kembali pulih. Tidak hanya kuantitasnya, tetapi juga harganya.

Optimisme itu dikatakan menteri yang mengepalai Kementerian Industri Primer itu setelah pulang dari kunjungannya ke China akhir bulan Juli.

Bersama rombongan Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad, sang menteri membujuk China meningkatkan penyerapan minyak sawit Malaysia. Baik untuk pembuatan produk makanan, atau mengundang para investor China untuk membangun bisnis terkait minyak sawit di Malaysia.

Tahun lalu, China mengimpor 1,92 juta ton minyak sawit dari Malaysia. Negeri Panda ini ada di belakang India yang mengimpor 2,03 juta ton dan Uni Eropa sebesar 1,99 juta ton.

Dari ekspor ketiga negara itu, total menyumbang hampir 36 persen dari ekspor minyak sawit Malaysia tahun 2017. Jumlahnya sebesar 16,56 juta ton senilai RM 50 miliar.

Menurut data Malaysian Palm Oil Boards, ekspor minyak sawit Malaysia mencapai 23,97 juta ton tahun lalu, senilai RM74,74 miliar. Naik dibandingkan tahun 2016 yang 23,29 ton senilai RM64,59 miliar.

Menurut Kok, dia bertekad mengundang para investor China untuk melakukan investasi di Malaysia. Investor itu akan memproduksi produk-produk berbasis minyak sawit di Malaysia, dan mengekspor produknya kembali ke China.

"Sebelum kunjungan bilateral kami, saya pergi ke China, kunjungan pribadi. Saya bertemu dengan beberapa perwakilan dari perusahaan-perusahaan dan instansi pemerintah terkait di sana," katanya.

Kata Kok, respons berbagai pihak di China yang dia terima sangat luar biasa. Mereka rata-rata tertarik untuk melakukan investasi di Malaysia. Ini yang membuat Kok khawatir, jangan-jangan tidak cukup pasokan minyak nabati dari industri terutama dari sektor petani kecil.

“Terkadang masalah kami adalah kuantitas yang kami suplai yang tidak memadai untuk memenuhi permintaan dari perusahaan besar. Tapi, jika kita mampu mengatasi ini (pasokan yang tidak mencukupi), harga minyak sawit di paruh kedua 2018 dapat pulih secara signifikan, ” kata Kok. mpoc/jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar