Industri

Redam Defisit Neraca Perdagangan, Pemerintah Dorong Percepatan Pencampuran 30 Persen Minyak Sawit dengan Solar

Jakarta - Meredam defisit neraca perdagangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong percepatan pencampuran 30 persen minyak sawit dengan Solar atau biodiesel (B30).

Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian ESDM Dadan Kusdiana‎ mengatakan, pemerintah terus mencari solusi untuk meredam defisit neraca perdagangan. Salah satunya mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas.

"Kalau sekarang banyak kombinasi ya kenapa kebijakan ini berjalan. Didorong pertama oleh defisit neraca perdagangan, yang didorong migas BBM‎," kata Dadan, dilansir dari liputan6.com Sabtu (28/7/2018).

Untuk mengurangi impor BBM maka pemerintah meningkatkan campuran minyak sawit pada Solar, dari 20 persen menjadi 30 persen pada tahun depan. Keputusan tersebut dipercapat dari rencana awal dilakukan pada 2020 menjadi 2019.

"Terus kenapa kalau kita punya BBM sendiri enggak dipakai gitu. Kalau ini didorong kan seharusnya defisit berkurang, pas sekarang harganya lagi mahal BBM, dolar juga tinggi, CPO juga baik harganya untuk bahan bakar, maka dieksekusi sekarang," papar Dadan.

Kenaikan kandungan minyak sawit pada solar 30 persen tidak terkait dengan rencana Uni Eropa, membatasi impor minyak sawit yang yang ditetapkan dalam Renewable Energy Directive (RED) II.

"Enggak, itu kan sudah selesai, sudah diundur. Kita masih cukup waktu untuk pastikan, diskusi dan negosiasi kembali," tandasnya. *Se


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar