PEKANBARU-Jangan kita terpecah-belah hanya gara-gara harga Tandan Buah Segar (TBS) merosot. Sebab perpecahan itu yang diharap oleh berbagai pihak yang menginginkan kelapa sawit hancur.
Itu dikatakan Imar Batubara, Ditjenbun dalam FGD Tata Niaga TBS Kelapa Sawit yang digelar Apkasindo, Rabu (25 Juli 2018) di Grand Suka Hotel. Sebab, katanya, kendati Uni Eropa (UE) sudah menunda larangan minyak sawit masuk UE tahun 2020 menjadi tahun 2030, tetapi hakekatnya ‘pelarangan’ itu masih berlangsung.
Itu dicontohkannya Ukraina, yang sudah menyatakan negaranya tidak lagi menggunakan minyak sawit. Alasannya karena kesehatan, yang selama ini menjadi bagian dari kampanye hitam yang dilakukan negara-negara UE.
- Baca Juga Kongres Luar Biasa PWI
Juga India yang baru saja menandatangani MoU dengan Indonesia. Ketika Indonesia meminta agar tidak dibebani bea masuk yang terlalu tinggi, justru India memberi ancaman, jika harga CPO tidak murah, maka mereka akan mengalihkan impornya ke minyak bunga matahari.
“Bahkan serangan itu tidak hanya di luar negeri. Di dalam negeri, di pesawat Garuda jurusan Amsterdam saja ada kampanye no palm oil di dalam pesawat ini. Ini kan tragis, di pesawat bangsa kita ada kampanye hitam itu,” katanya.
Untuk itu, katanya, kalau kita nyatakan ini rumah kita, maka apakah kita harus mendiamkan orang menyerang di rumah kita.
Serangan yang begitu dahsyat itu masih ditambah dengan permintaan petani yang harga TBS-nya minta dibeli dengan mahal tanpa melihat kondisi pasar.
“Maka kalau kita ada di satu rumah, kita itu saudara. Kalau sama ingin menangnya, bagaimana menghadapi serangan dari luar yang begitu masif itu,” tambahnya.
Menurut Imar, ancaman asing terhadap sawit masih sangat tinggi. Bahkan tidak hanya sawit, tetapi juga komoditas yang lain. Di kopi saja ada lima sertifikat, dan satu sertifikat itu Rp 350 juta.
“Ini cara mereka menekan kita. Dan ini tidak bisa kita hindarkan, karena pasar kita memang di luar negeri. Jadi, kita berdiskusi tetapi jangan sampai kita terbelah. Apalagi di saat harga minyak sawit turun seperti saat ini,” tambahnya. js