Politik

Duta Besar Prancis : UE Tidak Diskriminasi Sawit, Tapi Ada Kriteria Lain

KUALA LUMPUR-Uni Eropa (UE) telah menangguhkan larangan minyak sawit digunakan untuk biofuel. Dari rencana semula tahun 2021 menjadi tahun 2030. Penangguhan ini disambut gembira Indonesia dan Malaysia sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar dunia.

Menurut Duta Besar Prancis untuk Malaysia, Frédéric Laplanche, momentum ini harus digunakan sebagai kesempatan untuk meningkatkan proses produksi.

“Kita harus mengatasi masalah ini bersama. Apa yang ingin kita lakukan sekarang untuk menghadapi masa transisi ini adalah bekerja dengan produsen di negara masing-masing untuk melihat apa yang bisa kita lakukan. Saya pikir itu akan positif di Malaysia dan di Indonesia untuk mengekang dan menghentikan deforestasi, “ ungkapnya saat diwawancarai The Edge Financial Daily.

Seperti diketahui, Indonesia dan Malaysia melakukan protes teradap niat UE yang melarang minyak sawit masuk UE. Kedua yang diprotes itu adalah adanya diskriminasi. Sebab minyak sawit dilarang masuk, sedang minyak yang lain diperbolehkan.

Dan pada 14 Juni 2018 lalu terjadi penangguhan itu. Hasil musyawarah trilog (Komisi Eropa, Parlemen Eropa dan Dewan Uni Eropa) menyatakan biofuel dinilai sama terlepas dari sumbernya yang berbeda. UE tidak melarang minyak sawit.

“Memang tidak ada diskriminasi. Tetapi akan ada kriteria yang ditentukan di tahun-tahun mendatang. Membedakan biodiesel yang memiliki dampak positif pada perubahan iklim dengan bahan bakar tradisional yang memiliki dampak negatif. Dan tidak baik untuk berpura-pura tidak ada masalah,” tambahnya.

“Kita bisa mengatasinya. Malaysia juga dapat menumbuhkan produksi minyak sawit dengan meningkatkan efisiensi hasil panennya. Anda juga bisa memiliki kebijakan terhadap petani kecil, ”katanya.

"Jadi dengan memanfaatkan teknologi pertanian, Anda dapat meningkatkan hasil panen dan terus produksi untuk kepentingan petani kecil tanpa memperluas wilayah yang dibudidayakan atau melanggar hutan," ujarnya.

“Kami ingin melakukan dialog dengan berbagai pihak soal ini. Dengan yang berwenang dan produsen Malaysia. Kami juga bagikan hal-hal yang dapat dilakukan di sini (Malaysia) untuk meningkatkan pendapatan keluarga petani,” katanya. mpoc/jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar