Regulasi

Konjen Indonesia Buka Konferensi Petani Kecil Malaysia

KUCHING-Konsul Jenderal Indonesia di Sarawak, Muhammad Abdullah membuka Konferensi Petani Kelapa Sawit Kecil (CSSPO) 2018, Selasa (10/7/2018). Ini merupakan acara tahunan yang menghadirkan pakar dan pemangku kepentingan industri kelapa sawit.

Dalam acara ini diundang berbagai akademisi, pemangku kepentingan dalam industri kelapa sawit dan pertanian untuk menyebarluaskan penelitian yang relevan. Dan dalam forum ini selain berbagi, juga membahas strategi alternatif dalam menyelaraskan lingkungan, sosial serta dimensi ekonomi.

Acara ini berlangsung tiga hari, mulai Senin (9/7) kemarin hingga Rabu (11/7), merupakan program bersama antara CSSPO dan penelitian pertanian untuk pembangunan (CIRAD).

Peserta konferensi ini adalah para akademisi dan perwakilan dari berbagai universitas di seluruh Asia Pasifik. Upacara pembukaan resminya diadakan hari ini oleh Konsul Jenderal Indonesia di Sarawak, Muhammad Abdullah.

Menurut Dr Diana Chalil, koordinator CSSPO 2018,ada perdebatan panjang tentang tiga aspek keberlanjutan - lingkungan, sosial dan ekonomi. “Dan biasanya selalu ada persepsi, bahwa aspek lingkungan dan ekonomi selalu kontradiktif. Masing-masing terganggu, padahal kenyataannya tidak ada,” katanya.

"Ini karena dalam rentang waktu Anda tidak dapat mempertahankan manfaat ekonomi dari proyek pertanian atau industri tanpa mempertimbangkan aspek lingkungan. Karena pada akhirnya sumber daya itu berasal dari lingkungan," tambah Diana yang juga Ketua CSSPO itu.

“Jadi harapan saya, konferensi ini membantu membawa beberapa solusi baru yang seimbang dan inovatif antara ketiga aspek keberlanjutan. Itu untuk membantu membawa kita lebih dekat dalam menciptakan industri pertanian yang inklusif dan berkelanjutan.”

Dalam konferensi tiga hari ini, usai pembukaan dua presentasi akademik utama, yaitu presentasi panel dan diskusi tentang industri kelapa sawit, serta pameran studi empiris paralel yang akan menampilkan 71 makalah akademis dari Universitas di seluruh Asia Pasifik.

Empat pembicara utama yang akan tampil adalah Dr Bayu Krisnamurthi dari Indonesia, Profesor Alian Rival Direktur residen untuk negara-negara Pulau Asia Tenggara dan peneliti sawit dari Perancis, Profesor Dr Muhammad Ashfaq dari Universitas Pertanian di Pakistan, serta Profesor Datuk Dr Mad Nasir Shamsudin dari UPM. TBP/jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar