Humaniora

Misteri Anak Gendruwo (13) : Wakijem Capek Dikencani

Usia kehamilan Wakijem semakin tua. Wanita ini kini lebih banyak tinggal di rumah. Ia tak lagi berjualan di pasar. Juga tak membantu Gimo ke ladang untuk merawat tanaman. Di rumah, kesibukan Wakijem hanya bersih-bersih beranda dan pekarangan halaman rumahnya.

Sejak Wakijem tak lagi ikut ke ladang, ternyata terjadi perubahan pada Gimo. Laki-laki ini juga jarang pulang malam. Ketika matahari mulai condong ke Barat, Gimo sudah cepat-cepat berbenah. Membersihkan cangkul, bakul tempat lauk dan nasi, serta teko tempat air dan kopi untuk dibawa pulang. Laki-laki ini merasa tak jenak berlama-lama di ladang.

Suatu hari, karena malamnya habis jaga desa, maka ketika matahari belum terbenam, Gimo sudah ada di rumah. Habis mandi, laki-laki ini masuk kamar, dan santai bersama Wakijem yang tidur-tiduran di dalam kamar.

Gimo mencium perut istrinya. Dan sambil berkelakar Gimo bertanya pada Wakijem, kira-kira apa jenis kelamin anaknya kelak.

Ditanya begitu, Wakijem dengan riang menjawab, bahwa anak yang dikandungnya ini jenis kelaminnya adalah laki-laki. Alasannya, gerak bayi yang dikandungnya terasa sangat kuat di perutnya. Dan juga perubahan sikap Gimo, yang tingkat nafsu seksnya menggebu-gebu.

"Saking seringnya Kakang minta hubungan intim, aku sampai kecapekan. Masak sampeyan setiap hari terus-terusan minta hubungan seks. Tapi yang semalam itu enak lo. Kakang minta aku di atas," kata Wakijem polos.

Mendengar itu Gimo tersentak. Wajahnya yang semula gembira berubah bingung. Ia sulit menerima ucapan Wakijem itu. Sebab ia merasa, satu bulan satu kali menggauli istrinya saja belum tentu. Kini Wakijem mengaku saban malam ditiduri Gimo.

Malah semalam ia juga mengaku bersetubuh. Padahal malam itu Gimo jaga desa. Ia tidak pulang ke rumah. Ia tidur di gardu desa bersama Marmo, tetangganya, dan pulang sudah hampir pagi.

Untuk menutupi agar keterkejutannya tak tampak, Gimo menimpali, bagaimana kalau nanti malam juga melakukan hubungan intim lagi. Wakijem dengan mesra menyandarkan kepalanya ke dada Gimo. Wanita ini tersenyum, dan mencium pipi suaminya itu. (Djoko Suud Sukahar/bersambung


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar