Keistimewaan bangunan Kuil Emas, itu karena letaknya yang berada di tengah danau atau telaga Amritzar. Itu yang akhirnya Amritsar menjadi nama kawasan bangunan kuil ini, yang berarti ‘sumber air keabadian’.
Dalam legenda kuno, air telaga ini memberikan kehidupan abadi dan kebahagiaan batin yang kekal. Hingga saat ini para pemeluk Sikh masih mengkeramatkan air dari telaga ini. Keyakinan mereka yang kuat itu menjadikan air telaga Amritsar dipercaya membawa kesembuhan penyakit sekaligus penawar rasa duka.
Di atas daratan di tengah telaga ini berdirilah Kuil Emasi. Kuil ini terdiri dari dua tingkat. Pada keempat sisi bangunan terdapat selasar selebar 12 meter yang memberi jarak antara kuil dan telaga. Sedangkan jalan masuk dari tepi telaga menuju kuil sepanjang 60 meter. Sebagian besar bangunan dibangun dengan marmer dan lempengan tembaga.
Keistimewaan yang mencolok adalah kubahnya yang dilapisi emas murni. Sekitar 400 kg emas digunakan untuk melapisi kubah dan pintu bangunan bagian atas sehingga pada siang hari tampak kemilau.
Setiap peziarah yang hendak memasuki wilayah suci ini diharuskan memakai tutup kepala dan mencopot alas kaki. Ketika memasuki kuil, barulah terasa betapa keindahan dipadukan dengan kesucian yang sakral. Di bagian altar yang disebut Akal Takht atau Mahkota Abadi terdapat lempengan bertatahkan permata.
Di sinilah tersimpan Adi Grantha, kitab suci agama Sikh. Kitab ini berisi kumpulan puisi-puisi pujian, doa, serta nyanyian suci yang diciptakan oleh kesepuluh guru Sikh. Mulai pagi buta hingga lengsernya matahari, nyanyian ini dibawakan bersama iringan musik. Para peziarah tampak trance (kesurupan) terbawa oleh musik rohani ini.
Pada ruangan paling bawah bangunan terdapat mata air yang mengaliri telaga. Di tempat ini para peziarah membenamkan diri untuk penyucian lahir batin. Diakui oleh mereka, setelah ritual berendam ini jiwa mereka lebih tenang dan terpusat pada kebahagiaan abadi.
Pada bagian terpisah, terdapat bangunan Guru Ka Langar yang digunakan sebagai asrama bagi para peziarah. Setiap harinya Kuil Emas ini menyuplai makanan bagi tak kurang dari 20.000 orang tanpa dipungut biaya.
Namun kawasan yang indah dan menyejukkan hati itu bukan tanpa masalah. Pada tahun 1984 ketika terjadi ketegangan antara pemeluk Sikh dan Pemerintah India, di kawasan ini terjadi insiden yang mengguncang umat Sikh. Pasukan militer India menyerang Kuil Emas secara tiba-tiba.
Tujuan mereka adalah menghancurkan Sant Jarnail Singh Bhindranwale, pemimpin Sikh beserta pengikutnya yang militan. Kuil emas menjadi sasaran penyerangan karena tempat ini menjadi pengungsian para peziarah.
Pasukan penyerang juga mengobrak-abrik altar berikut Akal Takht yang berisikan kitab suci Sikh. Bukan itu saja, tentara juga membakar perpustakaan yang berisi kitab-kitab ajaran dan naskah-naskah kuno yang selama ini dijadikan pedoman.
Serangan ini menyebabkan bacaan Sri Guru Granth Sahib, salah satu guru yang mengorbankan masa hidupnya dengan membaca Adi Grantha terus-menerus, untuk pertama kalinya terhenti. Namun yang lebih menyakitkan, dalam insiden ini sebanyak ribuan peziarah tak berdosa melayang jiwanya sia-sia, termasuk wanita dan anak-anak. Walaupun insiden ini telah lama berlalu, namun luka jiwa para umat Sikhn yeyap tak lekang oleh waktu. iz/jss