Harga minyak sawit berjangka Malaysia anjlok. Turun lebih dari 1% ke level terendahnya selama hampir dua tahun. Penurunan itu sudah berlangsung hampir tiga pekan.
Grafik harga yang terus melorot itu dipicu oleh keputusan Pemerintah Malaysia yang kembali mempertahankan pajak ekspor bulan Juli mendatang. Pajak yang semula diturunkan dan diberi tenggat hingga tiga bulan itu kembali diberlakukan normal. Ini yang membuat permintaan pasar lesu.
Patokan minyak sawit kontrak untuk pengiriman Agustus di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 1,44% menjadi 2.326 ringgit (US $ 583,25 per ton. Itu terjadi pada penutupan perdagangan, yang merupakan harga terendah sejak Agustus 2016.
Harga itu turun sampai 2.323 ringgit pada siang hari dan volume perdagangan mencapai 59.383 lot yang masing-masing per 25 ton.
Malaysia, produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia, mempertahankan pajak ekspor minyak sawit mentahnya sebesar 5% pada bulan Juli. Pajak itu merupakan kelanjutan bulan Mei, setelah empat bulan ditunda dan berhasil meningkatkan permintaan dan menaikkan harga.
"Ke depan pasar sangat prihatin dengan permintaan, karena ditaksir tidak akan mengambil seperti seharusnya. Produksi tumbuh tidak seperti seharusnya, dan itu akan memberi tekanan lebih lanjut pada persediaan dan harga," kata David Ng dari Phillip Futures.
Ekspor minyak sawit Malaysia, bahan yang digunakan dalam barang-barang mulai dari sabun hingga cokelat, antara 1 Juni dan 10 Juni mencapai 324.947 ton, turun 20% dari periode yang sama sebulan sebelumnya.
Di Dalian Commodity Exchange, kontrak minyak kedelai September turun 0,66%, sedangkan kontrak minyak kedelai Juli di Chicago Board of Trade juga turun 0,23%. jss