Industri

China Lelang Stok Kedelai, Harga Minyak Sawit Melemah

NEW DELHI: Harga minyak sawit berjangka Malaysia terus menurun. Itu sudah terjadi selama lima sesi (satu bulan) mengikuti harga minyak kedelai yang juga mengalami hal yang sama di Chicago.

Penurunan itu semakin membuat was-was, sebab juga diikuti dengan turunnya permintaan yang berdampak menaiknya stok persediaan. Benarkah ini akibat China yang akan melelang stok minyak kedelainya di 14 Juni esok?

Kontrak minyak sawit untuk pengiriman Agustus di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 0,92 persen dengan harga 2.365 ringgit ($ 596,69) per ton pada saat penutupan. Sedang volume perdagangan mencapai 63.613 lot 25 ton.

Menurut pedagang kelapa sawit yang berbasis di Kuala Lumpur, jatuhnya harga minyak sawit itu karena melemahnya harga minyak kedelai, soyoil .

"Pasar minyak sawit rendah sejalan dengan melemahnya kedelai, yang menjadi bearish setelah keputusan China mulai menjual kedelai cadangan negara," kata mereka.

“China akan memulai lelang kedelai dari cadangan negara pada 14 Juni,” kata National Grain Trade Center.

Minyak kelapa sawit memang masih rentan di pasar global. Minyak ini dipengaruhi oleh pergerakan minyak nabati pesaing, yaitu minyak sayur, minyak kedelai dan minyak dari bunga matahari.

Permintaan minyak sawit masih lemah. Ekspor minyak sawit Malaysia pada Mei turun 8,8 persen dibanding April menjadi sekitar 1,2 juta ton. Perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia memampang data itu pekan lalu.

Indonesia, sebagai eksportir minyak sawit terbesar dunia juga memberi data yang sama. Pengiriman minyak sawit dan minyak inti sawit jatuh 13,6 persen pada April berdasar data dari Asosiasi Minyak Sawit Indonesia.

"Kami telah memasuki fase pertumbuhan yang lambat untuk permintaan minyak sawit. Ini terlihat dari kontrak untuk beberapa bulaqn ke depan," kata pedagang di Kuala Lumpur.

Penurunan harga minyak sawit lima sesi berturut-turut salah satunya diasumsikan sebagai efek pembelian besar-besaran di awal bulan Ramadhan. Para pembeli sebagian besar telah menimbun minyak sayur.

“Namun begitu, target bearish di 2.364 ringgit tetap terjaga untuk minyak sawit. Target ini tetap di bawah resistensi di 2.408 ringgit per ton,” kata Wang Tao, analis pasar untuk komoditas dan teknis energi Reuters. Reuters/the star/jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar