Politik

ICOPE 2018 Tekankan Pentingnya Pemberdayaan Smallholders Sawit

BALI–Susanto Yang, CEO Sinar Mas Agribusiness and Food untuk perkebunan wilayah Kalimantan Barat, menjelaskan pentingnya pemberdayaan smallholders kelapa sawit melalui Program Desa Makmur Pedul iApi. “Program ini disusun 2016 dengan nama Desa Siaga Api. Pada awal, kami ingin masyarakat terutama smallholders kelapa sawit lebih sadar dan siaga terhadap kebakaran. Kemudian pada 2017, program ini ditingkatkan menjadi Desa Makmur Peduli Api untuk memberikan manfaat agar bisa menjadi keberlanjutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat,” katanya. Program Desa Makmur Peduli Api, lanjut Susanto, yang melibatkan masyarakat setempat di tiga desa berisisosialisasi, edukasi ke generasi muda, serta pengembangan pertanian ekologi terpadu untuk meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit. “Dalam program ini juga, diberikan penghargaan bagi desa berupa pembangunan infrastruktur sesuai keinginan masyarakat yang didiskusikan bersama,” tuturnya. Co-Chairman ICOPE 2018, Haskarlianus Pasang, mengatakan smallholders merupakan salah satu topic utama dalam ICOPE 2018 tahun ini karena pentingnya peran para petani tersebut dalam proses transformasi keberlanjutan industry kelapa sawit. “Lebihdari 40% petani kelapa sawit di Indonesia merupakan petani swadaya dengan demikian mereka merupakan elemen kunci untuk mencapai industri yang berkelanjutan. Para pelaku industry dari sector swasta telah menerapkan berbagai macam program dan terobosan dalam menunjang praktik keberlanjutan, namun sangatlah penting agar program atau pun terobosan tersebut dapat diakses oleh para petani kecil. Kami berharap melalui sesi ini para pelaku industry bias saling belajardan berpartisipasi dalam memberdayakan petani swadaya, sehingga transformasi industry secara menyeluruh dapat terlaksana dengan lebih cepat,” kata Haskarlianus. Konferensi internasional tentang kelapa sawit dan lingkungan atau International Conference on Oil Palm and the Environment (ICOPE) 2018 menekankan pentingnya pemberdayaan petani kecil (smallholders) kelapa sawit untuk mendukung keberlanjutan ke depan. Dalam panel diskusi “Smallholder: Reaching Sustainability” – berbagai nara sumber dari UNDP Indonesia, Universitas Jambi, Sinar Mas Agribusiness and Food berbagi program upaya telah dilakukan stakeholders kelapa sawit meliputi penyusunan rencana aksi nasional (RAN), pemberdayaan smallholders dalam program pencegahan kebakaran hutan, serta program peremajaan kebun sawit. Rini Indrayanti, National Platform Manager UNDP Indonesia, menjelaskan, bahwa pembangunan kapasitas petani kelapa sawit diperlukan untuk mendukung upaya keberlanjutan industry ini ke depan. UNDP dan Kementerian Pertanian telah membentuk Forum Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (FoKSBI) untuk memastikan keberlanjutan dalam sector kelapa sawit. “FoKSBI telah merumuskan draft rencana aksi nasional (RAN) yang di dalamnya mencakup pembangunan kapasitas smallholders. RAN yang disusun oleh multi sektor stakeholders industry kelapa sawit telah disusun bersama dan sedang menunggu surat persetujuan dari dewan pengarah untuk diadopsi dalam paying hukum yang jelas. ,” kata Rini. Rini menambahkan, “Penyusunan RAN dapat menjadi panduan yang dapat disesuaikan dengan sejumlah acuan dalam sustainable developments goals (SDGs). RAN juga bertujuan untuk mendukung upaya pemerintah untuk memenuhi 70% sertifikasi kelapa sawit pada 2020.” Salah satu aksi utama dalam RAN adalah membuat database smallholders kelapa sawit di Indonesia, meningkatkan kesadaran smallholders dalam menjalankan regulasi, serta meningkatkan koordinasi antar lembaga pemerintah guna mendukung keberlanjutan industry kelapa sawit ke depan. Sementara Rosyani, Dosen dan Peneliti dari Universitas Jambi, menjelaskan tentang strategi untuk mempertahankan sertifikat RSPO bagi smallholders kelapa sawit. Karena saat ini industry kelapa sawit menjadi isu yang terus berkembang di seluruh dunia. Ini menunjukkan, bahwa industry kelapa sawit yang berkelanjutan sangat dibutuhkan. Melalui riset yang dilakukan oleh Rosyani dengan petani kelapa sawit di Jambi yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Tanjung Sejati, beliau mendapatkan, “Motivasi utama dari petani yang tergabung dalam Gapoktan untuk mempertahankan sertifikasi seperti RSPO adalah kekuatan bersama untuk mandiri. Dengan adanya sertifikasi, banyak dukungan yang dating dari eksternal untuk memberikan edukasi, bahkan pembeli dari perusahaan besar juga membeli hasil petani di Gapoktan tersebut,” paparnya.


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar