BALI–Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengalokasikan anggaran Rp 250 miliar untuk mendukung pendanaan program peremajaan kebun petani (smallholders) kelapa sawit tahun ini. Peremajaan itu akan dilakukan di 20 provinsi dan 75 kabupaten.
Hendrajat Natawidjaya, Direktur BPDPKS, menjelaskan dana peremajaan yang sudah dicairkan hingga saat ini mencapai Rp 4 miliar. “Total dana anggaran tahun ini Rp 250 miliar, dan yang sudah dicairkan Rp 4 miliar,” ujarnya dalam konferensi International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) 2018, di Bali, Kamis (26/4).
Menurut dia, program peremajaan kebun petani sawit itu telah dimulai di Sumatera Selatan dan Sumatera Utara. “Tahun ini target peremajaan seluas 2,4 juta hektar. Progres sejauh ini sudah dilakukan tahap awal di Sumatera Selatan 300 hektare untuk pencabutan dan penanaman kembali 4.000 hektar,” ujarnya.
Dia menjelaskan, strategi peremajaan kebun sawit petani diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan tanpa membuka lahan baru. “Produktivitas smallholders sawit masih rendah dengan criteria usia tanaman yang tua dan kualitas bibit yang rendah. Sehingga jauh dari produktivitas lahan swasta yang bias mencapai 5-6 ton per hektare per tahun. Diharapkan dengan strategi peremajaan, produktivitas smallholders dapat meningkat dan sekaligus mengurangi pembukaan lahan,” paparnya.
Perlu diketahui, bahwa di Indonesia petani kelapa sawit menjadi factor utama pengembangan industry ini ke depan. Karena itu, pertumbuhan industry ini diharapkan dapat ikut mendorong kesejahteraan petani kelapa sawit. “Smallholder juga berperan dalam ekspansi lahan sawit karena mereka kebanyakan adalah transmigran, dengan tingkat pendidikan rendah dan sulit beralih ke sector lain. Ini adalah masalah smallholders,” ucapnya.