Politik

Burung Surga (63) : Ini Godaan Berat Wanita Sabar

Suatu hari sang raja mengutus seorang menteri pergi ke negeri Yaman. Itu dilakukan diam-diam tanpa diketahui sang juragan. Tugasnya menyelidiki isteri sang juragan Subarjo. Menteri utusan itu diberi bekal 200 dinar untuk bisa memenuhi tugas rahasia itu. Setelah memberi hormat, sang menteri segera berangkat memenuhi tugas ke Negeri Yaman. Sesampai di Negeri Yaman, utusan itu bertamu ke seorang janda yang sekampung dengan rumah juragan Subarjo. Si janda diberi uang 10 dinar dan sambil berbisik, utusan itu minta bantuan untuk membujuk Ni Sudarni. Ia begitu kasmaran kepadanya. Jika berhasil menteri utusan akan memberi hadiah yang lebih banyak lagi. Si janda bersedia. Ia segera berangkat. Tugasnya hanya pergi ke tetangga meminta kabar. Sedikit kerja bayarannya besar. Si janda tiba di rumah sang juragan Barjo. Dia ketemu Ni Sudarni. Dengan memasang kuda-kuda seperti prajurit mau maju perang si janda dengan hati-hati berkata kepada Ni Sudarni tentang maksud kedatangannya. Ni Sudarni terdiam mendengar penjelasan si janda. Ia sadar, ini cobaan baginya, bagaimana setan melakukan berbagai cara untuk menggoda. Dalam hati Ni Sudarni memohon kepada Allah. Agar selalu dilindungi dan dijauhkan dari laku nista dan dikukuhkan berlaku arif dan bijak. Ni Sudarni berbicara dengan halus agar si janda menyampaikan kepada tamunya bahwa ia ingin bertemu. Betapa gembira si janda mendengar jawaban itu lalu segera menjemput sang tamu. Tiba di drumah juragan mendapati Ni Sudarni tengah berdiri menyambut sang tamu di depan pintu. Setelah menyampaikan kabar keselamatan masing-masing, Ni Sudarni berkata jika sang tamu memang mencintai dirinya ia meminta tamu mau menuruti permintaannya. Menteri utusan menyatakan terserah apa permintaan sang ayu kuning. Ni Sudarni menyatakan, karena polisi itu ketat menerapkan aturan, maka ia harus tahu siapa sebenarnya tamunya dan dari mana asalnya. Itu penting supaya semuanya menjadi jelas. Jika tidak, bisa menjadi perkara dan dilaporkan ke Kelurahan. Semua permintaan Ni Sudarni disanggupi oleh menteri utusan. Ni Sudarni seperti mendapat wangsit. Dia minta bertemu di sebuah gedung dengan empat kamar, empat jendela yang bisa dikunci dari luar. Di dalam dilengkapi kamar mandi dan tersedia makanan lengkap cukup untuk beberapa hari. Segeralah menteri utusan pergi ke gedung itu. Tak lama kemudian pintu diketuk dari luar dan sang tamu dipersilahkan masuk. Dia diminta menunggu datangnya Ni Sudarni. Ketika Ni Sudarni datang. pintu lalu dikunci dari luar. Sang menteri utusan mulai sadar kalau ia kena perangkap. (jss/bersambung)  


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar