Politik

Seks Caligula (28) : Mempelai Putra Ini Disodomi

Kini Livia menderita. Ia merasakan kesakitan luar biasa. Nafsu birahinya yang sejak tadi dibangkitkan raja ini ternyata berbuah penderitaan. Raja tak memuaskannya, tapi malah menyakitinya. Ia memperkosa secara biadab. Livia tak kuasa bangkit. Ia bertangisan. Tubuhnya yang telanjang ditekuk seperti udang. Ia merapatkan pahanya, karena di sekitar wilayah itu terasa ada yang robek dan disayat-sayat secara paksa. Gadis ini sangat menderita. Kelak mungkin trauma. Takut berhubungan intim dengan laki-laki. Sebab pengalaman pertama menikmati seks laki-laki taklah nikmat. Tapi kesakitan yang parah. Melihat reaksi Livia itu, Caligula malah senyum-senyum. Kali ini ia mendekati Protulus, suami Livia. Ia bertanya pada laki-laki itu, adakah ia juga masih perawan seperti istrinya? Ditanya begitu, Protulus menjawab tidak. Namun Caligula tak percaya. Ia menyuruh Protulus telanjang. Melepas kain penutup tubuhnya. Laki-laki ini tak berani menolak. Ia melepaskan pakaiannya, dan telanjang bulat. Saat itulah Caligula memutari tubuh Protulus, mengelus-elus pantatnya. Setelah itu Caligula menyuruh Protulus tidur di dekat Livia. Ketika disuruh begitu, laki-laki ini menghiba. Ia berusaha menolak keinginan raja itu. Tapi Caligula memaksa. Ia mendorong tubuh Protulus agar tidur tengkurap dan mengangkat pantatnya. Tubuh Protulus gemetar. Ia memejamkan mata. Wajahnya bersimbah keringat. Keringat dingin karena ketakutan. Setelah Protulus menungging, Caligula mengambil krem warna putih yang dioleskan di dubur Protulus. Ia juga membenamkan tangannya ke krem kue yang ada di kamar pengantin ini. Tangan yang bercincin besar lambang kekuasaan Romawi itu pun berlepotan. Saat itulah Caligula berteriak. Ia menyebut dirinya sebagai raja, wakil rakyat dan senat Romawi, mentahbiskan Protulus sebagai pengantin laki-laki. Usai berteriak itu, Caligula menancapkan tangannya ke dubur Protulus. Laki-laki ini pun menjerit keras. Ia mengejang kesakitan. Dari duburnya darah mengucur. Kini tak cuma Livia yang kesakitan. Protulus pun mengalami hal sama. Keduanya saling menahan tangis. Mereka bergulingan di meja panjang tempat keduanya ditahbiskan sebagai pengantin. Sedang Caligula, usai melakukan pentahbisan itu, ia menyatu di ruang pesta. Para tamu yang hadir tertawa terbahak-bahak. Sebab mereka mendengar dua kali suara teriakan kesakitan. Kesakitan yang maknanya sudah bisa ditebak. Habis diperkosa Sang Raja. (jss/bersambung)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar