Politik

Burung Surga (52) : Sang Guru Pasrah Menerima Takdir

Usul Ki patih segera dipenuhi. Sri Noto membangun rumah lengkap dengan segala perabot dan tempat ibadah. Sang Prabu lalu sowan kepada sang guru disertai  Ki Patih. Sri Noto berkata kepada sang guru,"Wahai Syekh yang agung semoga guru mau memberi syafaat kepada hamba. Sebenarnya hamba mempunyai nazar agar guru bisa tinggal di dalam istana. Itu biar murid bisa ngalap berkah dari guru." Sang Guru Syekh menolak halus. Baginya, dimana saja itu sama. Tidak ada yang beda. Sang Raja tidak putus asa. Dia terus membujuk sang guru dengan berbagai kata pujian. Persis para priyayi (politisi) pada zaman sekarang. Kalau gagal memakai pengaruhnya, segala cara dilakukan untuk mencapai tujuan. Kalau perlu memfitnah. Lupa tentang siksa di hari akhirat. Akhirnya Sang Guru Syekh pun luntur hatinya. Dia bersedia memenuhi permintaan Sri Raja untuk tinggal di dalam istana. Sang guru tahu betul, bahwa tindakannya itu akan berakhir tidak baik. Tapi ia beralasan tunduk perintah sang raja. Baik atau buruk hasilnya ituadalah kehendak Allah, bukan manusia. Sudah agak lama Sang Guru Syekh tinggal di dalam puri istana. Ia lalu pamit untuk kembali ke padepokan di luar istana. Sri Noto terus membujuk, karena ia ingin tetap dekat dengan sang guru agar selalu memperoleh syafaat. Berkali-kali Sang Guru Syekh minta pamit pulang ke padepokan, tetapi Sri Noto selalu keberatan dengan alasan yang sama. Sang guru kemudian pasrah kepada Tuhan. Dan rela kalau suatu saat akan dikenai cobaan. Ki Patih tidak berhenti mencari cara merusak kehormatan ulama ini. Ia lalu membujuk Sri Noto menyampaikan usul agar sang guru diberi pakaian seperti pejabat kerajaan sesuai kedudukannya. Lama-lama Sri Noto setuju usul Sang Patih. Ia akan memberi pakaian resmi. Karena Sri Noto terus membujuk, akhirnya Sang Guru menerima pemberian pakaian resmi itu. Begitulah Sang Guru, kemudian tinggal lebih lama di dalam puri bersama isterinya Nyai Syekh Syihabudin. Suatu ketika atas usul Ki Patih, Sri Noto memanggil Nyai Syekh menghadap raja. Dia diminta menceritakan kehidupannya sehari-hari selama tinggal di dalam puri istana. Nyai Syekh segera memenuhi permintaan Sri Noto. Bercerita panjang lebar. (jss/bersambung)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar