Politik

Kelapa dan Sawit Perlu Dikembangkan Bersama

JAKARTA-Ketua Umum Koalisasi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa (Kopek Kelapa) Prof Dr Nelson Pomalingo mengharapkan komoditas kelapa bisa dikembangkan bersama-sama dengan kelapa sawit. “Kelapa dan kelapa sawit merupakan komoditas ekspor. Keduanya memerlukan lahan yang luas untuk pengembangan. Saat ini lahan kelapa hanya seluas 3,8 juta sedangkan sawit hampir 13 juta. Perlu pengembangan bersama bagi kedua komoditas itu,” kata Nelson dalam dialog nasional bertema "Kemana Arah Pembangunan Perkebunan Kelapa dan Sawit ke Depan?" di Jakarta, Senin (2/4). Menurut Nelson, kelapa maupun kelapa sawit perlu dikembangkan karena dari sisi ekonomi, dan budaya kedua komoditas ini disukai masyarakat. Hanya saja, perlu dipikirkan agar bagaimana pengembangan kedua komoditas itu bisa berkelanjutan. “Pemahaman berkelanjutan adalah bagaimana kedua komoditas itu mempunyai manfaat lintas generasi serta bisa langsung dirasakan rakyat,” kata Nelson yang juga Bupati Gorontalo itu. Nelson mengharapkan, penanaman kedua tanaman itu juga bisa diintegrasikan dengan usaha peternakan serta tanaman sela agar petani mempunyai pendapatan lain sebelum panen. Tanaman sela itu bisa jagung, kedelai atau tanaman lain yang memang cocok. Menurut Nelson, agar penanaman kedua komoditas itu berkelanjutan dan bisa dirasakan manfaatnya langsung oleh rakyat, perlu dilakukan pengembangan riset. Riset diperlukan agar pemanfaatan lahan ekonomis serta tidak merusak lingkungan. Nelson menambahkan, kedua komoditas itu memerlukan pengembangan industri secara terpadu. Seperti industri sawit yang saat ini hilirnya terus dikembangkan, kelapa tidak ekonomis jika hanya dikembangkan airnya saja. Perlu pengembangan industri ikutan seperti pengolahan batok dan bagian lain seperti batok, namun tetap memperhatikan lingkungan. Bupati Buol, Sulawesi Tengah, dr. Amirudin Rauf mengatakan, strategi pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) di Kabupaten Buoal adalah hilirisasi. Kalau ada perusahaan sawit atau kelapa ingin membuka industri hilirasi, peluang itu sangat terbuka. Bahkan pihaknya menyiapkan lahan gratis. Hanya saja areal lahan yang diberikan tidak terlalu luas, berkisar antara 3-4 hektar. Meski Pemkab Buol telah membatasi izin bagi perkebunan besar di wilayah ini, kata Amirudin, pihaknya masih membuka izin bagi petani mandiri. Saat ini di Buol, ada 140 hektar lahan yang dialokasikan sebagai areal penggunaan lain. Dan sebanyak 36 ribu hektar dari luasan itu layak dibagikan sebagai lahan pertanian. “Ini yang kami bagikan kepada rakyat. Selain ditanami sawit atau kelapa serta tumbuhan lain, areal ini bisa tumpang sari dengan tanaman lain. Hanya saja, izinnya terbuka bagi petani mandiri.”


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar