Habis menjerat Macro, Caligula kembali ke peraduan. Ia menyuruh pengawalnya memanggil Ennia, istri Macro. Wanita yang belum tahu nasib suaminya itu dengan langkah manja mendatangi Caligula. Ia bergelenjot di tubuh Caligula. Dalam bayangannya, tak lama lagi, ia bersama suaminya bakal menjadi orang terpenting dalam kerajaan Romawi, bersama Caligula, Sang Raja, sekaligus kekasihnya.
Caligula membiarkan sikap manja Ennia itu. Laki-laki ini seperti biasanya, dengan tangannya, memainkan payudara wanita ini. Dengan ekspresi manja dan minta dipuasi, Ennia menyambut rayuan Caligula itu. Mereka mulai bercinta di sofa. Bergulingan. Bertindihan, untuk saling merangsang birahi.
Dengan lahap Caligula mencumbu bibir istri Macro ini. Wanita itu, seperti haus seks, menerima cumbuan itu dengan rintihan dan desahan nafas penuh nafsu.Tangannya meremas-remas buahdadanya sendiri. Matanya tertutup, dan mulutnya ternganga.
Ia melepas kain yang menutup tubuhnya. Ia memberi kesempatan Caligula agar bisa leluasa mencumbunya. Ia membiarkan seluruh kulitnya dirayapi tangan dan mulut Caligula. Dan saat itu terjadi, maka tak cuma Caligula yang diamuk badai nafsu. Ennia sendiri, tubuhnya mulai bergelinjang. Ia merintih dan minta agar Caligula segera memuasinya.
Tapi laki-laki yang sudah hebat dalam permainan asmara itu tak mau secepat itu. Ia ingin bersama mencapai puncak. Ia pun terus mencumbunya. Mulutnya secara intens dipermainkan di wilayah sensitif wanita itu. Ia memadukannya dengan jari tangannya. Dan sesekali, jilatan dan hisapan mulutnya terdengar riuh. Ennia pun seperti orang kesurupan. Ia hampir tak kuasa menahan desakan nafsu dari dalam dirinya.
Ketika Caligula juga mengalami nafsu yang sama, ia pun mulai menindih Ennia. Ia mengangkat kedua paha wanita itu. Membukanya lebar-lebar. Menyorongkannya ke belakang. Dan saat dari mulut Ennia terdengar jeritan, itu tanda tusukan mesra laki-laki ini sudah terjadi.
Setelah itu disusul irama rutin berupa rintihan dan lenguhan. Keduanya tergolek lunglai di ranjang. Caligula buru-buru mengenakan pakaian, disusul Ennia. Wanita ini agak keheranan dengan sikap Caligula kali ini. Sebab biasanya, ia tak secepat itu. Laki-laki ini awal sampai akhir sangatlah romantis. Tapi hari ini tak seperti itu.
Saat Ennia dan Caligula masih bermesraan di sofa dalam keadaan berpakaian lengkap, pintu pun diketuk. Pintu dibuka para dayang. Saat sudah terbuka, maka di pintu itu berdiri beberapa menteri minus Macro. Ennia pun bertanya, dimana suaminya.
Menteri Pertahanan yang baru menjawab. Ia menerangkan tentang apa yang barusan terjadi. Mendengar itu Ennia kalap. Ia marah dan meludahi muka Caligula. Tapi apa yang terjadi?
Tanpa ekspresi Caligula menyuruh agar Ennia juga dibawa serta. Wanita itu ikut dijatuhi hukuman mati.
Para pengawal disuruh mengangkut Ennia bersama sofa yang habis dibuatnya bercinta. Dan esok harinya, wanita ini akan dijatuhi hukuman seperti suaminya. (jss/bersambung)