Politik

Burung Surga (47) : Tiga Maling Itu Cermin Sifat ManusIa

Seluruh gerak hidup manusia tiada lain merupakan kodrat Hyang Widi. Sementara manusia hanyalah pelaku. Manusia sama sekali tidak memiliki kehendak. Karena orang yang mencapai makrifat itu berarti telah berada di dalam lahut (alam ketuhanan). Semua makhluk tiada lain hanyalah wujud majaz karena hakikatnya Allah belaka. Seorang penguasa akan bisa tidur lelap jika bersifat murah saat memperoleh rezeki. Dan menata pembagian kerja secara adil dan belas kasih kepada prajurit. Adapun makna tiga maling itu ialah perumpamaan sifat manusia, yaitu amarah,  lawamah, dan sufiyah. Maling keempat adalah perumpamaan sifat mutmainah. Makna Maling Pintar (guno) itu ialah nafsu lawamah (aluamah). Tempatnya di mulut dan perut, yang kerjanya berikhtiar mencari upaya. Sementara makna Maling Sakti ialah nafsu amarah yang tempatnya berada di mata dan telinga. Kerja nafsu amarah ialah menghindar dari segala kesulitan. Dan, Maling Satria itu maknanya budi baik, yang tempatnya di otak dan di dalam hati dengan tugas seperti patih. Untuk menjaga diri dari tindak jahat. Itulah sifat sufiah (supiah). Selanjutnya nafsu mutmainah tempatnya berada di jantung di sisi kiri badan yang bertugas bagaikan seorang raja yang menguasai negara sanubari. Nafsu ini sering disebut Prabu Insan Amar. Insan artinya manusia yang bertugas sebagai amar, sebagai khalifah rasul. Ratu dari badan wadag itu ialah sifat sabar dan tawakkal sebagai kekuatan pilih tanding. Dengan senjata tekad dan tauhid, dengan tujuh perabot sebagai nikmat dari Allah. Jika tujuh perabot itu benar akan membawa manusia ke dalam surga. Disebutkan dalam Kitab Bidayah, ketujuh perabot itu merupakan ketetapan dari Allah yang nanti akan ditanya di hari qiamat. Bagaimana dulu menjalani hidup di dunia, dan ketika itulah perabot tujuh akan berbicara sendiri-sendiri seperti mata, telinga, kaki dan tangan ketika mulut dikunci. Dalam Al-Qur’an telah dikatakan al yauma nahtimu 'ala afwahihim wa tukallimu aidihim wa tasyhadu arjulihim bima kanu yaksibu-n. Karena itu orang hidup hendaknya memelihara tujuh perabot itu, yang semuanya akan dihisab. (jss/bersambung)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar