Politik

Burung Surga (45) : Aji Sirep Melumpuhkan Penjaga

Tiba di sasaran, rumah sang juragan yang dikelilingi tembok tinggi tidak mudah ditembus keempat maling itu. Maling Pintar lalu bertanya pada Maling Hebat tentang kemampuannya. Prabu penyamar itu menyatakan, bahwa ia mampu mengangkat benda-benda yang amat berat. Lalu Sang Prabu bertanya tentang kesaktian Sang Maling Sakti yang dijawab, bahwa ia mampu menyebar sirep yang bisa membuat orang tertidur. Sementara Si Maling Pintar menyatakan, bahwa dia mampu mengecilkan diri, sehingga jika teman-teman nanti tertangkap ia bisa membebaskan mereka. Maling Pintar lalu mengajak teman-temannya segera bekerja. Menyelesaikan tugasnya masing-masing sebelum jam satu. Itu karena pada jam itu akan ada patroli kerajaan atau tukang ronda mulai menjalankan tugas keliling desa. Keempatnya sampai di depan pitu gerbang rumah sang juragan. Tapi semua pintu telah tertutup rapat dan penjaganya masih jaga. Padahal sudah hampir jam satu. Sang juragan pun masih melek, ditemani isteri dan para pembantunya. Untuk mengusir kantuk, para pembantu itu melantunkan tembang pucung. Maling Sakti segera menebar aji sirep-nya. Tak lama kemudian semua penghuni rumah itu segera terlelap tidur. Ada yang masih memegang kartu lalu tertidur sambil duduk. Ada juga yang sedang memegang pipa candu tetapi mendengkur keras. Maling Satria segera membuka paksa pintu gerbang ketika semua penjaga tertidur lelap terkena aji sirep Maling Sakti. Dua maling sudah masuk ke rumah sang juragan, dan Maling Pintar sudah menemukan koper yang sangat besar. Maling Hebat segera mengangkat koper itu, dan para maling segera keluar gerbang tanpa diketahui satu pun penghuni rumah sang juragan. Pagi hari penghuni rumah baru sadar dan ribut karena kecurian, tetapi sudah terlambat. Keempat pencuri sudah tiba di pinggir hutan dan mulai berusaha membuka koper besar yang baru dicuri. Maling Hebat meminta agar ketiga maling menunggu di pinggir hutan karena hari sudah beranjak pagi. Ia khawatir akan ketahuan banyak orang, sehingga ia usul agar dibagi nanti saja. Maling Hebat akan pulang dulu karena sangat lapar. Juga untuk membeli candu dan jajan pasar. Ketiga temannya disuruh menunggu ia kembali sekitar tiga jam lagi. Sang Prabu sudah kembali ke istana. Para prajurit sudah tampak melakukan tugas jaganya. Sedang apel pergantian tugas malam dan siang dengan berbaris rapi berjajar. Sang raja lalu berpesan agar semua prajurit berhati-hati dan waspada. Mereka diperintahkan menangkap tiga pencuri yang sangat sakti di tepi hutan pinggir perbatasan. Namun Sang Prabu minta agar ketiga pencuri itu jangan sampai cidera. (jss/bersambung)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar