Politik

Seks Caligula (12) : Macro Kembali Serahkan Ennia

Caligula kembali tinggal di istana. Ia menikmati segala fasilitas yang ada. Sendirian menempati sebuah kamar indah. Serta ditemani dayang-dayang dan pengawal yang menjaganya dari berbagai marabahaya. Sedang Drussila, adiknya, juga mendapat kemewahan sama. Ia menempati ruang yang agak jauh dari kamar Sang Kakak. Dijaga prajurit wanita yang semuanya molek dan tanpa busana. Hanya, kendati keduanya tidak lagi kumpul dalam satu kamar, tetapi hari-harinya masihlah sama. Drussila lebih banyak tinggal di kamar Sang Kakak. Hari itu Caligula sedang santai. Tubuhnya dirawat para dayang. Tak lama pintu kamarnya diketuk. Tatkala terbuka, Macro, sahabatnya, sudah ada di ambang pintu. Ia membawa Ennia, yang telah dikawininya. Wanita itu dipersembahkan pada Caligula. Setelah Ennia ada di pelukan Caligula, Macro beranjak pergi. Ia tahu istrinya bakal dikencani. Bakal menghibur Sang Pangeran di ranjang. Bermain seks secara urakan. Dan memotivasi Caligula, agar secepatnya melakukan kudeta terhadap raja yang sudah berusia lanjut itu. Dan betul. Tatkala Ennia sudah ada di pelukan Caligula, laki-laki ini mulai mengeluarkan jurusnya. Tanpa malu dan segan, ia langsung mencengkeram wanita ini. Melakukan kecupan-kecupan pembangkit syahwat. Dan merangkul Ennia dengan bernafsu. Sebagai wanita yang sudah berpengalaman, Ennia tahu bagaimana menyambut sentuhan erotis itu. Ia melayani kecupan Caligula. Tangannya merangkul ketat tubuh Caligula. Ulah itu membuahkan hasil. Caligula mulai memberi aba-aba pada dayang dan pengawalnya. Tepukan tangan membuat semua yang ada di kamar Caligula itu menghilang. Kini tinggal Caligula dan Ennia. Wanita itu digendong Caligula ke ranjang. Tubuhnya dijadikan sasaran tangan, mulut, dan tubuh Sang Pangeran. Secara atraktif Ennia membalas rangsangan Caligula itu. Wanita ini lebih seru lagi dalam melakukan perangsangan terhadap Caligula. Dan itu memaksa Sang Pangeran melakukan pemuasan melalui anal. Tatkala hubungan intim yang membabibuta itu terjadi, maka yang terdengar hanyalah rintihan dan lenguhan Ennia. Wanita itu menikmati permainan Sang Pangeran. Ia tak perduli lagi dengan suaminya, Macro, yang menunggunya di balik pintu. (jss/bersambung)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar