Politik

Seks Caligula (6) : Aku Adikmu Caligula, Ini Seks Terlarang !

Angin nakal membangkitkan kenangan Caligula pada para gundik yang biasa diajaknya kencan. Juga Ennia. Tangannya kini merayap. Mengelus paha sang adik. Ini dianggap Drussila sebagai hal biasa. Sebab sejak ayah dan ibunya mati tragis, Caligula yang tergoncang jiwanya itu memperlakukan Drussila seperti ibunya. Drussila membiarkan Caligula berbaring di sebelahnya. Mulutnya menyusuri paha gadis itu. Ia berguling dan menempatkan tubuhnya di antara dua kakinya. Caligula menciumi betis indah Drussila. Pelan-pelan ia merentangkan kedua kaki gadis ini. Kepalanya merambat ke atas. Caligula menjilati paha itu. Drussila menggelinjang. Ia mengatupkan mulutnya. Gadis ini kelihatan tetap tenang, tetapi nafasnya mulai memburu. Sentuhan itu membangkitkan gejolak bawah sadarnya. Ia mulai terjalari birahi. Caligula yang terbaring telungkup makin naik ke atas. Tangannya mengelus daerah terlarang gadis ini. Pinggul Drussila mulai tak tenang. Kakinya yang disorong Caligula agar terbuka lebar dibiarkan saja. Kini kaki itu membentuk segi tiga. Caligula mulai liar.  Tangannya kian atraktif. Drussila menggelinjang dan terus merintih. Rintihannya halus. Kini gadis itu tak lagi segan untuk bereaksi. Reaksi itu yang kian membangkitkan birahi Caligula. Ia terbayang, bagaimana rintihan serupa terjadi pada gundik dan Ennia yang memberinya kenikmatan seksual. Laki-laki ini pun dengan beringas mulai menaikkan tubuhnya. Menindih tubuh Drussila. Gadis ini mulai lupa diri. Ia merintih dan mengerang. Tubuhnya mulai mengejang. Saat Caligula sudah dirasuki nafsu, Drussila membalikkan badan. Tubuh Caligula terbanting ke samping. Dengan menelungkupkan tubuh, Drussila mengumpat-umpat kakaknya itu. "Aku adikmu. Ini seks yang dilarang," katanya terpekik. (jss/bersambung)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar